Selasa, 28 Juni 2011

Mengunjungi Aceh

Ketika ada kesempatan mengunjungi Aceh di tahun lalu, ada sesuatu yang bergema di hati. Perasaan yang begitu bergejolak. Di Aceh 26 Desember 2004. Tsunami. Kulihat di Televisi tubuh-tubuh kaku bergelimpangan, berasa bagaimana jadinya hendak ke Aceh.
Garuda itu membawaku terbang, sekitar 2 jam perjalanan menelusuri pulau Sumatera. Seorang ibu di sebelahku adalah seorang Inong Aceh yang tinggal di Jakarta, kebetulan ada keperluan untuk kembali ke Aceh. Jadilah ia teman mengobrol selama perjalanan. Setidaknya bisa mengetahui beberapa hal.

Sempat pula aku tertidur di perjalanan tersebut, hingga sampailah aku di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda pada pukul 10 pagi. Dengan ciri khas berupa kubah di bangunan bandara. Kubah dengan warna hijau dan kuning dengan corak yang khas menambah ciri provinsi islami terasa disini. Cuaca saat itu cerah, lihatlah langit itu dengan warnanya yang biru muda.




Bandara Sultan Iskandar Muda






Aku takkan cerita mengenai pekerjaanku disini, ya aku kerja disini. Hendak mengikuti acara sumpah CPNS BPK RI. Dijemput pegawai perwakilan, aku pun menuju kantor BPK RI Perwakilan Provinsi NAD.

ini kantornya

Nah sesiangan itu aku dan teman-teman dari perwakilan Aceh yang akan bertugas di Acara sumpah tersebut berlatih. Aku hanya melatih saja, sekalian gladi resik. Sumpah CPNS di kantor kami memang merupakan hal luar biasa. Berubah status dari CPNS ke PNS.

ini puterinya dengan peta Aceh di kantor...
Malamnya setelah bersih-bersih sebentar di hotel, aku pun ketemu dengan sepupuku Kak Ola beserta keluarga. Diajak makan Mie Aceh. Hmm sedap. Sehabis makan malam aku diajak jalan-jalan malam. Ke tempat-tempat bersejarah tsunami. Walau tidak jelas karena malam hari.

Suami dari sepupuku itu orang Aceh asli. Kelurga beliau juga ada yang meninggal karena tsunami. Kalau kata beliau, sebenarnya orang Aceh yang masih hidup sekarang tidak ada yang benar-benar mengalami tsunami pertama kali. Karena apa?? karena mereka semua yang benar-benar mengalami tsunami sudah mati. Deg...sebuah kalimat yang dalam banget. Berada di Aceh sungguh membuat seluruh isi jiwaku menangis. Suasananya masih begitu mencekam. Walaupun sudah dibangun bangunan di tempat yang dulunya bergelimpangan jenazah.

di tanah tempat dibangun hotel tempatku menginap ini pada tahun 2004 banyak jenazah di sekitar sini..

serem ya kalimatnya
masjid Baiturahman di malam hari
Ka Ola (sepupuku) dan Azhani
Esok harinya setelah acara Sumpah CPNS berlangsung aku kembali jalan-jalan menyusuri kota Banda Aceh. Lebih jelas terlihat di siang hari. meskipun siang itu hujan deras mengguyur Banda Aceh. Sangat deras, akupun hanya bisa mempoto dari mobil saja.Cerita dari foto saja ya.

ini sebelum acara berlangsung...
kuburan massal (tempat jenazah korban tsunami dimakmkan)
Sebuah taman kuliner Aceh, namun tahukah kau di tanahnya banyak korban tsunami???

kapal besar di tengah laut yang akhirnya mendarat di daratan karena gelombang tsunami telah membawanya.

taman indah yang dulu ketika tsunami tanah ini hancur dan banyak jenazah bergelimpangan.
Huf, mencekam sekali. Cobalah kau bayangkan sahabat, bagaimana jeritan masyarakat yang ada di tepi pantai ketika itu. Tentu takut, dan mereka yang menjerit itu saat ini telah tiada. Merekalah yang mengalami. Saksi sejarah tsunami yang tinggal sejarah, karena mereka mati di dalamnya.
Bagaimana mungkin sebuah sejarah, sejarah yang tak tertangkap. Bahkan saksinya hanyalah pohon, tanah, rumput, batu, di sekitar itu. Bangunan-bangunan yang runtuh dan dibiarkan untuk dikenang. Perasaan mana yang tak menangis karenanya???

Salam manis sahabat...hiks...



3 komentar:

Kakaakin mengatakan...

Nggak kebayang deh pada saat terjadinya tsunami dulu itu... :(

Lidya mengatakan...

makan mie aceh lgs disana pasti lebih enak ya. makan disini saja rasanya sudah enak banget

Mama Kinan mengatakan...

Hm...tsunami itu...saya pas di jeddah, saya tidak tahu langsung tapi beritanya di TV indonesia, saya hanya tahu update dari gambar gambar di internet dan harian sana photo photonya..ya Allah tak terbayang..semoga tidak akan terulang lagi...
adik ipar saya juga di aceh mbak di KPP banda aceh..
perjalanan yang menyenangkan yah mbak..