Senin, 27 Juni 2011

Niat Dua Lelaki dan Kisahnya

Betapa beruntung kedua wanita itu mendapatkan lelaki seperti ini. Yang tulus ingin memberi untuk keluarganya. Hanya karena itu menjadilah keberuntungan yang sempurna.(Puteriamirillis, Juni 2011)
Dua kisah yang terjadi di hari Minggu kemarin. Dari dua lelaki yang kukenal. Yang satu suamiku sendiri, yang satunya lagi dia seorang sahabat. Dua kisah yang membuatku bahagia di hari itu. Walaupun kisah yang satunya tentunya bukan untukku, untuk istri sahabatku itu. Kisah mana yang merupakan kisah suamiku dan mana yang merupakan kisah sahabatku, sahabat sekalian tak perlu tahu. Biarlah ini menjadi rahasiaku saja.



Kisah pertama

Seorang lelaki, setiap harinya ia berangkat bekerja di pagi hari dan kembali di malam hari. Seringkali di Sabtu Minggu pun pekerjaan masih menunggunya. Istri dan anaknya ditinggal di rumah padahal di hari itu notabene seharusnya merupakan hari keluarga. Di saat lain ia tak bekerja pun, lelaki itu lebih suka istirahat di rumah daripada pergi hang out ke suatu tempat. Malas katanya, ditambah suasana sekitar yang membuatnya mengatakan "ah lebih enak leyeh-leyeh di rumah dah...". Padahal istri dan anaknya sangat ingin diajak pergi hang out keluar rumah.

Hingga di Minggu kemarin, seorang kawannya mengajak untuk hang out ke suatu pulau. Hanya bersama teman-teman. Suatu tempat yang ia sangat ingin kunjungi. Dan kata temannya, hanya sisa satu tempat lagi cuy. Namun kata lelaki itu, gue mau ikut kalo gue bisa ajak keluarga gue. Biar deh gue bayar lebih, tapi gue ga bisa kalo gue pergi sendiri. Dan ia ceritakan hal itu ke istrinya. Istrinya berbinar dan tak mampu berkata-kata.

Huf, suatu jawaban hebat dari seorang laki-laki...^^

Kisah Kedua

Kisah ini adalah kisah dari lelaki yang satu lagi. Seorang lelaki yang sangat mencintai keluarganya. Di Minggu itu dia pergi menuju suatu kota untuk sebuah acara yang penting bagi karirnya. Dari beberapa hari sebelumnya ia telah ijin ke istrinya untuk datang ke acara tersebut. Dan istrinya mengijinkan. 

Suasana kota yang meriah membuat jantung berdegup, dan sungguh membuat hati lelaki tersebut kuatir. Kuatir ia tak sanggup membawa amanah dari istrinya yang telah mengijinkannya pergi. Bagaimana mungkin kota itu sungguh menggoda untuk dijelajahi lebih lanjut. Bisa saja kan ia pergi untuk suatu niat lain yang keluar sama sekali dari niat awalnya. 

Namun, tidak saudara-saudara. Hal itu tidak terjadi. Lelaki itu tetap menjalankan tujuan awal datang suatu acara selama 2 hari dan menjalaninya dengan niat ikhlas tanpa ada keinginan lain. Hingga istri dan anak mendapatinya pulang dengan rasa tak terhingga bahagianya.

Huf, suatu kelakuan hebat dari seorang laki-laki ^^.

Niat 

Niat awal dan niat akhir serta niat di tengah-tengah. Tiga hal berat dalam pelaksanaannya.  Ketika di awal kita sudah meniatkan untuk melakukan A, maka sungguh tak mungkin yang terjadilah ketika proses adalah melakukan B, dan di akhir justru yang terjadi C.

Pada lelaki pertama ia sudah meniatkan Senin sampai dengan Jumat untuk bekerja, terkadang Sabtu Minggu tetap bekerja. Ia meniatkan semua itu dilakukan untuk keluarga, tak ada niat lain. Ketika akhirnya porsi acara bersama keluarga pun terbagi. Hingga keluarganya pun jarang diajak hang out olehnya karena ia telah capek bekerja, dan keluarganya memakluminya. Dan ketika suatu kali temannya mengajak lelaki tersebut hang out ke suatu pulau yang ingin ia kunjungi, jika niat dari lelaki tersebut berubah tentunya ia akan mengiyakan ajakan temannya. Jika ini yang menjadi pilihannya maka niatnya bekerja untuk keluarga sudah sedikit melenceng, karena niatnya di proses adalah hanya untuk dirinya sendiri. Tapi ternyata ia mengatakan ke temannya, bahwa ia hanya akan pergi jika bisa membawa keluarganya turut pergi juga ke pulau itu, walaupun biaya yang dikeluarkan tentu lebih besar.

Pada lelaki kedua ia telah meniatkan untuk pergi ke kota lain sebutlah kota A, menimba ilmu dan bersilaturahim dengan rekan seprofesi di kota itu. Namun di sisi lain ia pun tertarik, walaupun tak ditunjukkan secara langsung untuk jalan-jalan di kota A. Tapi ia ingat niatnya pertama kali adalah menimba ilmu dan bersilaturahim dengan rekan seprofesi di suatu acara. Jika ia berpaling dari niat itu tentunya ia telah mengkhianati kepercayaan istrinya.

Itulah niat, sebuah kata sederhana yang maknanya semakin kabur di dunia saat ini. Betapa banyak para pejabat pemerintahan yang meniatkan untuk keluar kota bekerja tapi kenyataannya ia berselingkuh. Bagaimana istri di rumah telah menaruh kepercayaan, tapi justru dimanfaatkan untuk melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan.

Padahal pada hadits pertama kumpulan hadits Arbain disebutkan bahwa Pahala amal itu tergantung niatnya yang arti isinya sebagai berikut:

Dari Amirul Mukminin Abi Hafs Umar bin Khattab ra. berkata, Aku mendengar Rasullullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa berhijrah karena Allah dan Rasul Nya, maka hijrahnya (akan diterima) sebagai hijrah karena Allah dan Rasul Nya, dan barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ia cari atau wanita yang ia nikahi, maka ia akan mendapatkan apa yang ia tuju".

Betapa berat bukan. Bagaimana sebuah niat itu tak bisa main-main. Niat harus sungguh-sungguh. Niat yang benar di awal, proses dan akhirnya. Agar hasil yang diperoleh pun tidak setengah-setengah, tapi total dan optimal.

Benar kan apa kataku tadi, bagaimana aku dan istri sahabatku sungguh beruntung mempunyai laki-laki yang hebat. Kita cuma bisa mengatakan

"Gue bangga jadi perempuan lo..."

Oke deh sahabat...^^

8 komentar:

niQue mengatakan...

beruntunglah para perempuan yang suaminya setia menjaga kepercayaan :)

puteriamirillis mengatakan...

@niQue::)
amiin

ceritabudi mengatakan...

Dan saya senang menjadi laki-laki, kalau jadi perempuan entar dibilang gawat, karena sudah jadi laki-laki heee, komentarnya ngawur ya put?

Budi Arnaya mengatakan...

Cerita yang penuh dengan makna dan renungan ya put...

puteriamirillis mengatakan...

@ceritabudi:iya bli..^^

puteriamirillis mengatakan...

@Budi Arnaya:^^

Anonim mengatakan...

laki-laki yang pandai menjaga dan melaksanakan amanah yang dititipkan kepadanya...
Masalah niat, kalau sudah diniati dari hati ihlas ridho karena Allah, insya Allah akan terjaga niatnya...

Kang Sofyan mengatakan...

siapa yang tak mau dengan laki² atau perempuan yang kuat dengan memegang janjinya...cerita yang menarik...