Sabtu, 18 Juni 2011

Selamat Jalan Sahabat

Saya mengenalnya pada tahun 2004. Saat itu kami dikumpulkan dalam kelompok pengajian yang sama. Ya dialah Suherlina atau yang biasa saya panggil mbak Lina.
Mbak Lina yang saya kenal adalah Lina yang senantiasa beraktivitas padat dan selalu ceria. Ya bekerja, ya aktivitas sosial, juga aktivitas dakwah. Belum lagi aktivitas lainnya yang tak kuketahui. Mbak Lina yang selalu tersenyum dan selalu bisa memberikan semangat pada kami, terutama kepada saya.

Waktu berjalan, persahabatan kami semakin kuat, mungkin juga karena intensitas pertemuan antara kami yang rutin. Hingga pada tahun 2008 kami berpisah tempat karena saya harus ke Ternate. Namun komunikasi melalui SMS masih kerap kami lakukan. Pernah suatu ketika dia ada dinas dari Yayasan tempat dia bekerja ke Ambon. Dia SMS dan bertanya "Puteri, dimana tinggalnya, mbak sedang di Ambon nih". Dan saya jawab, "Ya Allah mbak Ambon dan Ternate itu terpisah lautan, harus naik pesawat atau kapal laut dahulu". Dia memberi emoticon senyum. Hiks, padahal saya merindukannya.

Pada tahun 2009 ketika saya kembali dari Ternate, kami pun kembali dipertemukan dalam kelompok pengajian yang sama. Namun kulihat saat itu mbak Lina seringkali mengeluh sakit, entah nyeri, entah pusing. Dia seringkali berbekam dan meminum Habatusauda. Tapi saat itu kupikir, ah sakit biasa mungkin, karena dia kecapean sering ke luar kota. Pada saat sakit saja dia tetap berangkat tugas ke Aceh.
Alhamdullillah, pada tahun 2009 mbak Lina menikah. Namun apa daya, kuasa Allah berkehendak lain. Pada akhir tahun 2009, hanya beberapa bulan setelah pernikahannya, mbak Lina divonis penyakit lupus. Tepat pada saat suaminya harus berangkat ke Inggris, mendapatkan beasiswa. Akhirnya mbak Lina tidak ikut, karena kondisinya sakit dan tidak memungkinkan untuk berangkat. 

Pada Januari 2010 suami mbak Lina berangkat ke Inggris. Kami sebagai sahabat berusaha membuat mbak Lina tegar. Mengunjungi ketika pengajian, SMS, memberi saran obat, dll. Seringkali juga chatting dengan mbak Lina. Saya juga menyarankannya untuk membuat sebuah blog (yang pada akhirnya sampai saat ini belum dibuat) karena dia cukup pandai menulis dan pernah mengajakku mengikuti event kepenulisan.

Hingga akhirnya karena kesibukan membuat kami jarang bertemu. Mbak Lina juga pindah pengajian. Saat itu aktivitasnya sudah normal kembali. Sudah bisa kemana-mana, jualan Habatussauda. Tapi tetap harus dalam porsi yang wajar. Obat-obatan pun tetap menemani hari-harinya.

Dan kemarin Jumat, 17 Juni 2011 pukul 14.00 saya mendapat kabar mbak Lina berpulang ke Rahmatullah. Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi rojiun. Pada 29 Mei 2011, suaminya baru saja kembali dari Inggris. Hanya bertemu belahan jiwa sebentar, di akhir masa hidupnya.

Ketegarannya menghadapi penyakit tanpa suami di sisi adalah sebuah hal yang luar biasa. Memberi saya motivasi untuk kehidupan saya di masa depan. Persahabatan yang hanya 7 tahun, begitu membekas di hati.Dan di saat akhir saya tak bersamanya. Namun penyesalan tidaklah berguna. Doa untuknya adalah yang utama. Dan kukirimkan Surah Yaasin untuknya.

Selamat jalan mbak Lina, gelar syahidah pantas untukmu. Kehilanganmu adalah kehilangan seorang sahabat yang mujahidah. Sahabat yang tegar dalam kondisi apapun.




8 komentar:

edratna mengatakan...

Semoga arwah mbak Lina diterima Allah swt, diampuni segala dosanya.
Kita semua akan kembali pada Nya.
Inna lillahi wainna illaihi rojiun.

puteriamirillis mengatakan...

ada juga di postingan rayya http://rayyaa.wordpress.com/2011/06/18/perempuan-lupus-itupun-kembali-kepemiliknya/#comment-915

dey mengatakan...

Mudah2an di lapangkan jalan menuju surga-Nya ...

Anonim mengatakan...

Innalillahi wa inna ilahi roji'um..

semoga arwahnya diterima dan ditempatkan di tempat yang mulia di sisi Allah SWT...aamiin,,

teriring fatihah buat sahabatnya bu..

Anonim mengatakan...

innalillahi wa inna ilaihi rojiun..
sedihnya ditinggal sahabat
smoga Allah mengampuninya.
amiin

Mama Calvin mengatakan...

Innalillahi wainailaihi rojiun, turut berduka cita ya

pututik mengatakan...

innalillahi wa inna illaihi rojiun

Anonim mengatakan...

Mba... Subhanallah... Dunia sempit ya mba... Dd takziyah ke rumah Mba Lina, tapi hari Senin, karena sabtu dan ahad berhalangan.

Semoga Mba Lina menjadi bidadari surga... Amin...

*saya ga pernah ketemu mba lina loh mba...