Minggu, 10 Juli 2011

Suamiku Sungguh Ku Tak Dapat Ingkari Hati

Pertemuan pertama itu sungguh membangkitkan segenap rasa terpendam dalam diri...
Bertahun-tahun sudah kumenanti saat indah ini...
Ups...tatapanmu saat itu tak sanggup kubendung...
Melelehkan penjara diri yang kubangun bertahun...


Pasangan jiwa...
Di saat yang lalu pernah ku menolak, namun di pertemuan itu...
Tak mampu kumengelak...
Biarlah beton 60 tetap sebagai saksi...
Fatamorgana yang indah hilang sudah...
Berganti waktu dengan kenyataan yang kian mendekat...

Entah mengapa...
Mungkin itulah hakikat pertemuan dengan sahabat jiwa paling sejati...
Di saat itu kau terasa dekat ...
Meski selama ini kau tak di sini...

Air laut bergelombang tsunami...
Mencengkram erat daratan dan memusnahkan masyarakat di sekitar...
Seperti tak cukup kuat seperti rasa yang akhirnya terbuka ini...
Membuat sadar...

Sahabat jiwa...
Pasangan jiwa...
Kita bersama hingga saat ini...
Di rumah ini....

Kau tahu segenap rahasia diri....
Kau tahu aku yang asli....

Panggilan sayang yang  indah pertama kudengar darimu...
Pupu...
Walau akhirnya banyak yang memanggilku dengan begitu....
Tapi sungguh kau yang pertama di waktu itu....

teruntuk suamiku sayang...

(mengenang pertemuan indah di rumah itu)

(Puteriamirillis, Juli 2011)














19 komentar:

Anonim mengatakan...

di rumah mana hayoo? hihi..
so sweet...sweet banget dah :D
salam buat suaminya mbak

Unknown mengatakan...

So sweet buanget........... !

Salam
Ejawantah's Blog

Mbah Jiwo mengatakan...

Asyik ya? Apakah suaminya sudah mbaca mbak??

Salam kenal ya mbak, aq dari Malang. Salam hanget!!!

Majalah Masjid Kita mengatakan...

so sweet :)

Yayack Faqih mengatakan...

ikut tersenyum membaca tulisan ini hehe seolah mengingatkan orang2 yg sedang jatuh cinta. Semoga suami mbak juga senyum2 setelah mwmbaca ini ::::

Damar mengatakan...

assalamu'alaikum,
berangkat dari tatapan yang menembus tembok beton 60 menjadi awal yang indah.
Semoga terus demikian dalam perjalanan indahnya menuju baiti jannati dengan amanah yang sholih/ha. amiin

Anonim mengatakan...

romantiiss,, bikin ngiri yg masih membujang,, hahha...
beton 60 itu apa ya? :D

Asop mengatakan...

Ultah pernikahan, Mbak? :D

dmilano mengatakan...

Saleum,
Menyentuh banget puisinya mbak pupu :) saya suka banget baca baca puisi..
saleum dmilano

niQue mengatakan...

indah sekali puisinya
duh! suaminya pasti berbunga2 deh :D
berharap saya bisa membuat puisi seindah ini untuk suami hehehe

Batu mengatakan...

cuit.. cuit.. prikitiew..
senangnya dibikinin puisi sama istri...

yadiebaroos mengatakan...

it's so sweat....kenangan terindah

Kakaakin mengatakan...

Uhuk uhuk lagi...
Lagi-lagi ketemu postingan yang bikin iri puoll :D

edratna mengatakan...

Indah sekali....
Semoga tetap bersama dalam menghadapi pasang surut kehidupan...
Amien.

Orin mengatakan...

aaaah...co cwiiiitttt...

Anonim mengatakan...

so sweet...
Emang gag pernah habis kata2 untuk mengungkap cnta.

Nia mengatakan...

cieee...ceritanya lagi bernostalgia nechhh......suit..suit...

Anonim mengatakan...

Pagi ini kudapat satu lagi tercatat
bila saja bumi ini mau berteriak

BERIKAN AKU SEJUTA WANITA DAN ISTRI-ISTRI DARI SUAMI- SUAMI -- YANG SOLEHA LAGI TABAH

Tapi sayang bumi ini hanya diam tiada bahasa
bumi hanya terima tanpa tanda
bumi hanya mampu bergoyang

tapi tunggu bumi ini bisa mengguncang dengan bergoyang
bumi ini bisa marah

MARI KITA BERI BUMI INI DENGAN
WANITA DAN ISTRI-ISTRI DARI SUAMI-SUAMI --- YANG SOLEHA LAGI TABAH

Kaseenoer mengatakan...

Pagi ini kudapat satu lagi tercatat
bila saja bumi ini mau berteriak

BERIKAN AKU SEJUTA WANITA DAN ISTRI-ISTRI DARI SUAMI- SUAMI -- YANG SOLEHA LAGI TABAH

Tapi sayang bumi ini hanya diam tiada bahasa
bumi hanya terima tanpa tanda
bumi hanya mampu bergoyang

tapi tunggu bumi ini bisa mengguncang dengan bergoyang
bumi ini bisa marah

MARI KITA BERI BUMI INI DENGAN
WANITA DAN ISTRI-ISTRI DARI SUAMI-SUAMI --- YANG SOLEHA LAGI TABAH