Senin, 22 Agustus 2011

Edisi Ramadhan 22: Puisi: Mencoba Bertahan Dalam Lelah

Apalagi yang bisa disebut sebagai manusia tangguh kecuali dia dapat bertahan dalam lelah...
Apatah seorang manusia disebut tangguh apabila ia tak bermuka dengan uji demi uji yang mengguncang jiwa...
Bagaikan seekor fatamorgana berujung pada jalan yang tak bernyawa...
Tembikar-tembikar jiwa datanglah...
Semburkan semangat baru nan merdeka...

Apalah arti sebuah angkara jika ia berujung pada jiwa mulia...
Apalah artinya kita bersuara jika akhirnya suara itu mengguncang jiwa...
Apalah artinya sebuah kesatuan jika jutru itu membuat salah...

Tak ada arti dunia...
Ia hanya pucuk-pucuk hidup yang akan selalu beranjak...
Biarkan sunyi ini beranjak pergi...karena akan berganti...

Karam hati hanyalah serupa nestapa yang akan berakhir...
Walau mungkin kita dapati ia tak serupa ingin di hati...
Serupa bunga yang mekar lalu layu kembali...
Serupa daun menguning..dan akhirnya mati...

Perjalanan detik demi detik, menit demi menit...
Bangkit wahai sahabat...
Kejauhan justru adalah ukiran hebat yang senantiasa harus berkelabat...
Bagaikan dua orang penulis yang saling bersahabat...
Persahabatan itu tak butuh suara hanya karya...

Seiiring jiwa...
Melayang di udara...
Itulah hakikat diri kita...
Lakukan hanya yang membawa...
Karena kita hanya manusia yang hebat hanya jika ia bertahan dalam lelah...

(Puteriamirillis, Agustus 2011)

Baca juga:




4 komentar:

julie mengatakan...

dunia hanyalah tempat kita mengaplikasikan takdir yang telah ditentukan oleh Allah swt dan tempat memilih pada kebaikan atau keburukan

Dhenok mengatakan...

teruslah bangkit, teruslah berusaha.. lakukan selalu yang terbaik, karena Tuhan melihat proses bukan hasil..

nyambung gk ya mbak komennya?? hehe :D

abrus mengatakan...

puisi ini penuh semangat 45 ... :P

Lidya mengatakan...

makin semangat nih mbak setelah baca ini