Senin, 19 Desember 2011

Cintaku di Mesjid Kampus 2


Bersambung dari sini

 “Ya Allah berikanlah kepada kami kemampuan untuk dapat menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya. Sungguh kami takkan mampu menjalankan amanah ini tanpa bimbingan MU ya Allah”, doa itu terucap dari bibirku.


Setelah mendoakan kedua orangtua serta kelurga dan kaum muslimin seluruhnya, Aku pun berdiri dan segera melipat mukenah.
Aku menemui Rani dan Ketty yang baru saja sampai. Seraya meraih tangan keduanya untuk bersalaman.

“Assalamualaikum Rani, Ketty”, sapaku ramah.

“Waalaikumussalam mbak Diana”, jawab keduanya.

“Sudah sholat dhuha?”, Tanyaku.

“Sudah mbak, di kos tadi. Kalau Ketty sedang datang bulan”, jawab Rani.

“Ya, sudah mulai aja yuk, mbak kuliah jam 11.00 nih. Ini sudah jam 08.30”, kataku.
Aku pun sms Adi, meminta untuk segera memulai rapat.

Rani dan Ketty menyiapkan papan tulis yang tersebar di pojokan mesjid. Mereka akan rapat di selasar lantai 2. Tempat ini memang  selalu dipergunakan oleh mahasiswa dan mahasiswi yang akan rapat. Biasanya dari organisasi Islam kampus, baik SALAM maupun rohis fakultas. 

Setelah semua peserta rapat yang terdiri dari Adi, Aku, Dian, Rani dan Ketty seluruhnya telah berada di tempat rapat, rapat pun dimulai. Setelah membuka dengan basmalah dan tilawah yang pagi itu dibacakan oleh Dian, mereka pun membahas kepompong ramadhan.

Rencananya dalam acara kepompong ramadhan akan dibagikan bingkisan kepada 1000 orang kaum fakir miskin di Jakarta dan Depok. Serta Bogor jika memungkinkan. Setiap hari mesjid akan menyediakan hidangan takjil. Serta ada acara kuliah Asar setiap hari Senin dan Kamis sebelum berbuka puasa. 

“Kita sudah membahas program, tapi bagaimana dengan dana?”, Adi membuka pembicaraan seputar Dana.
“Kita harus ikhtiar pastinya, membentuk tim-tim pencari dana ke perusahaan-perusahaan Islam yang concern dengan kegiatan keislaman di kampus, serta mencari donatur dari alumni-alumni. Insya Allah Allah akan melihat usaha kita. Jangan pernah pesimis”, aku meyakinkan rekan-rekan.

“Ya, benar sekali kata ukhti Diana. Dian harap antum mempersiapkan panitia operasional dengan baik ya. Bekerjasama dengan Rani. Sedang Ketty yang bertugas sebagai bendahara. Ketty harus tahu penggunaan dana yang telah ada untuk apa saja. Hal itu demi mengontrol keuangan Kepompong Ramadhan dan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada donator setelah selesai acara ini. Untuk Dian diharapkan antum sudah membentuk panitia nanti sore. Sudah ditelpon atau sms kan semua calon panitianya. Nanti sore antum bisa kan mengadakan rapat perdana?”, ujar Adi.

“Insya Allah Bang, nanti sore Saya tidak ada kuliah”, jawab Adi.
Setelah selesai rapat pun ditutup dengan hamdalah dan doa yang dibacakan Adi. 

 ***

Di pintu masuklah aku bertemu seorang mahasiswi baru bernama Ani. Ani celingukan. Sepertinya Ani adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Komputer karena Aku pernah melihatnya sewaktu makan di kantin Fakultas Ilmu Komputer bareng Neni, sahabatku. Aku diberitahu oleh Neni nama Ani karena Neni sempat satu angkot dengan Ani ketika pulang. Mereka sejurusan.

“Assalaamualaikum”, sapaku.

“Waalaikumussalaam mbak”, jawab Ani.

“Masih ingat Aku gak? Kita pernah bertemu di kantin Fakultasmu hari Jumat kemarin. Aku makan bareng Neni”, ucapku.

“Iya mbak, aku ingat. Nama mbak Diana kan?”, tebak Ani.

“Ya, kamu benar”, seruku.

“Ada apa nih, tumben kemari?”, Tanyaku.

“Gapapa mbak, Cuma mau kemari aja. Kangen ama mesjid”, kata Ani.

“Wah, wah subhanallah. Duduk di tepi danau yuk Ani. Di selasar mesjid saja, itu kan juga tepi danau”, kataku mengajak Ani.

“Ayo, mbak”, jawab Ani.

Kami pun melangkah bersama ke selasar mesjid bagian bawah. Selasar mesjid bawah yang tempat muslimah memang menyenangkan sekali, ada danau UI di tepiannya. Serasa sedang berada di saung-saung. Aku membayangkan rumah makan Sunda dengan saung-saung. 

“Berada di sini membuatku ingin terus menikmatinya mbak. Biasanya memang Senin pagi aku kemari karena siang hari biasanya jadwal kuliahku padat mbak. Tapi biasanya aku ga pernah bertemu siapapun yang Aku kenal”, Ani memulai pembicaraan.

“Memang Ni, di mesjid membuat hati kita menjadi tenang, berasa dekat dengan Allah. Iya, Aku ga pernah bertemu kamu disini. Mungkin karena setiap Senin biasanya pagi Aku hanya sholat dhuha di musholla FH, lalu menuju lab atau rental untuk mengerjakan tugas. Pagi ini Aku ke mesjid karena ada rapat SALAM membahas Kepompong Ramadhan, sebuah acara rutin di SALAM setiap Ramadhan”, kataku.

“Mbak, tahukah kamu mbak dulu Aku adalah seorang yang ga suka banget ikutan pengajian. Waktu SMU aku lebih suka main ama teman-teman ataupun mengikuti ekskul dance bersama teman-teman. Aku membenci jilbab dan tak suka jika disuruh berjilbab. Sampai sekarang Aku memang belum berjilbab mbak, tapi pandanganku tentang jilbab telah berubah begitupun pandanganku tentang Islam”, kata Ani.

“Oya? Bagaimana ceritanya perubahan pandangan itu Ani?”, Tanyaku.

“Karena suatu pagi itu Aku ke mesjid ini. Awalnya karena Aku tertarik dengan seorang kakak kelas di Fakultas Ilmu Komputer mbak. Namanya Roni. Mbak kenal?”, ujar Ani.

“Iya, kenal”, kataku.

“Aku sering melihatnya berjalan menuju mesjid, lalu kuikuti dia”, kata Ani.

Ani melanjutkan ceritanya.

“Sampai di mesjid Aku melihatnya menuju ke selasar laki-laki, Aku ingin mengikutinya tetapi ternyata Aku dilarang seorang marbot mesjid. Lalu Aku pun menuju selasar muslimah. Dan amazing sekali ketika tahu itu berada di tepi danau UI. Aku suka suasananya. Akhirnya setiap pagi Aku suka kemari dahulu untuk sholat dhuha. Entah mengapa aku tergerak untuk sholat dhuha. Walaupun hanya 2 rakaat”, cerita Ani.

“Subhanallah, teruslah begitu ya Ani. Semoga Allah meridhoimu”, kataku.

“Dan Aku ingin berjilbab mbak. Untuk menutup auratku dan ini perintah Allah. Aku sering menangisi tingkahku dulu. Baju-baju terbuka yang kupakai dan gayaku ketika sedang dance”, kata Ani.

“Ah bukan kau saja yang seperti itu, dulu aku juga sebelum berjilbab termasuk pengikut mode loh Ani”, jawabku.

Sejak itu Ani pun semakin dekat denganku, dia akhirnya mengenakan jilbab seminggu kemudian. Aku kaget bukan main. Ia tambah cantik dengan jilbabnya. Setelah itu Ani menjadi seorang aktivis dakwah kampus. Sebagai pejuang Allah, mengharap cinta Nya semata.

November 2011
Aku sudah menikah saat ini. Dan hari ini Aku akan menuju rumah Ani karena Ani mengundangku di acara pernikahannya dengan ikhwan di kampus. Ia sudah menjadi seorang dosen dan pengusaha di bidang IT.
“Semoga cinta kita tetap utuh ya Dek, cinta kepada Allah. Kita menemui Nya di mesjid kampus kita tercinta. Mesjid UI”, ucapku dalam hati.

TAMAT





20 komentar:

Lidya Fitrian mengatakan...

Allhandulillah tamat ya mbak

Aryo Seno mengatakan...

cerita nyata yang menarik mbak

Andy mengatakan...

romantis mba,kalau aku cinta diujung gang aja
soalnya memang kebanyakan lingkungan aku nikahnya sama orang2 satu gang aja,tau kenapa rada aneh ya

Si Belo mengatakan...

Subhanallah... indahnya tali ukhuwah karna ALLAH :)

Alaika Abdullah mengatakan...

wah, udh sampai di endingnya nih, aku baca yang awal dulu deh.... ntar balik lagi kesini..:-)

volverhank mengatakan...

ini sambungan yah? brb baca yg satunya ya

ahmad musyrifin mengatakan...

baca kata "sholat dhuha" saya jadi inget belom dhuha hari ini, oke dah blog walking nya di pause dulu dah.mo dhuha dulu.
================
berkumurlah sobat

ahmad musyrifin mengatakan...

baca kata "sholat dhuha" saya jadi inget belom dhuha hari ini, oke dah blog walking nya di pause dulu dah.mo dhuha dulu.
================
berkumurlah sobat

Una mengatakan...

hihi mesjid UI... aku dah lama gak ke sana :D

Zoothera mengatakan...

Ahhhh baca cerpen ini bikin pikiran melompat ke masa2 kuliah dulu, jurusan & fak (Bio-MIPA) juga sering bgt bikin acara2 liqo yg tempatnya suka pindah2 kadang dinkampus, kadang di perpus fak/pusat, kadang di balsem/kantin, atau sesekali di bukit poni (bukit kecil di tepi danau Balairung).
Aku jg suka Pu' leyeh2 di selasar masjid-UI yg tmpat muslimah, ademmmmmhhh ubinnya apalagi kena semilir angin dr balik teralis kayu yg mengarah ke Danau.
Terakhir wktu mampir ke sana abis lari sore, view dnaunya ga bs dilihat krna lg ada proyek pmbngunan yg entah itu apa

puteriamirillis mengatakan...

@Lidya - Mama Pascal:iya mbak alhamdullillah...

puteriamirillis mengatakan...

@BlueLov::)

puteriamirillis mengatakan...

@Aryo Seno:tq ya..

puteriamirillis mengatakan...

@Andy:romantis yaaa..:)

puteriamirillis mengatakan...

@Naya Elbetawi:yuuk berukhuwah nay...

puteriamirillis mengatakan...

@alaika abdullah:cuma 2 part mbak...

puteriamirillis mengatakan...

@volverhank:iya..:)

puteriamirillis mengatakan...

@ahmad musyrifin:silahkan pak...

puteriamirillis mengatakan...

@Untje van Wiebs:kesana yuks...

puteriamirillis mengatakan...

@Zoothera:nostalgia masa lalu yaa..pengen deh kita kumpul disana lagi..blogger alumni ui..ada una, anis, thia..sapa lagi yaa?