Kamis, 09 Mei 2013

[BeraniCerita #11] Kembalinya Cincin Ibu

"Rini..."
"Iya bu..."
"Cincin ibu mana Riin?"
"Rini tidak tahu ibu"
"Oya, tadi pagi kuberikan pada si Asih. Dia lagi butuh uang"

Ibu mudah sekali memberikan sesuatu pada mereka yang membutuhkan. Tak peduli bagaimana kondisinya saat itu. Jika tidak punya uang maka barang yang ia pakai yang akan diberikan. Termasuk cincin. Aku menyesali. Cincin itu adalah cincin kawin ibu dengan almarhum bapak.

Harusnya ibu bilang dulu sama aku. Aku khawatir ibu dimanfaatkan. Walau kutahu si Asih anak baik-baik, tapi tetap saja kekhawatiran itu ada. Rini menggeram sendiri.

Ibu Broto memang sudah tua, usianya 75 tahun. Wajar jika aku khawatir, apalagi berita penipuan ada dimana-mana. Ibu Broto juga suka memakai cincin, gelang dan kalungnya setiap hari. Tak peduli mata-mata liar sedang mengancam untuk mengambilnya.

 ***
Sementara Asih beranjak pergi ke pasar. Ia hendak menggadaikan cincin milik Ibu Broto. Ia membutuhkan uang untuk membayar kuliah. Uang hasil kerja sebagai guru privat belum ia terima. "Alhamdullillah, semoga Allah merahmatimu Ibu Broto", itu kata Asih dalam hati. Ia segera beranjak menuju kampus dan membayar uang kuliah. Uang hasil mengajar les privat memang dibayar tanggal 3 setiap bulan sedangkan uang kuliah dibayarkan setiap tanggal 1. Uang tabungan Asih sudah habis karena harus menebus obat ibunya.

Dua Hari Kemudian

Pegadaian kemalingan, semua benda yang digadaikan hilang dicuri. Cincin ibu Broto termasuk salah satunya. Asih lemas mengetahui hal ini.

"Bagaimana saya bisa mendapatkan benda itu lagi paak", tanya Asih sambil menangis.
"Tenang dik, kami masih berupaya agar si pencuri dapat dibekuk. Tadi sudah ada yang melaporkan nomor mobil komplotan pencuri itu dan telah dilaporkan ke polisi. Semoga polisi dapat menemukannya.

***
Di Rumah
Ibu Broto sedang merajut topi bayi. Rini datang dengan muka cemberut.

"Apa kubilang bu, cincin itu tak mungkin ibu terima lagi. Cincin itu tak seharusnya ibu berikan pada Asih"
"Sudahlah Rin, ibu sudah ikhlas memberikannya pada Asih, kenapa kamu yang repot"
"Ibu tidak bilang ke Rini, Rini punya uang untuk dipinjamkan ke Asih"
"Yah, semua sudah berlalu nak"

Sedetik kemudian datang Asih, Asih pun melingkarkann cincin di tangan ibu Broto.

"Loh, cincin ini mengapa masih ada di kamu sih? Bukankah hendak dijual lalu uangnya untuk bayar kuliah?"
"Iya bu Broto, saya tidak jadi menjual tapi menggadaikan. Saya tahu cincin ini cincin kawin ibu dengan Bapak. Cincin ini sempat dicuri oleh sekomplotan pencuri kantor Pegadaian bu. Tapi alhamdullillah polisi berhasil membekuknya dan menyerahkan barang gadaian yang dicuri. Saya pun akhirnya telah menerima uang mengajar privat dan segera membayar ke pegadaian. Saya ngeri bu takut cincin ini dicuri lagi".

"Alhamdullillah ya nduk"
Rini hanya diam melihat kejadian itu.

Baca juga daftar isi
423 kata

17 komentar:

Jiah Al Jafara mengatakan...

Asih cowok pa cewek mbak? Kok mau nyematin tuh cincin? #gagalpaham

Sandy mengatakan...

Kasihan ya mbak, demi kuliah harus mengambil harta orang lain.
Mau belajar nulis ach
Salam dari Surabaya

HP Yitno mengatakan...

Sifat saling membantu sesama patut menjadi tauladan kita semua. salam buat ibu ya kak.

puteriamirillis mengatakan...

@jiah aljafaraAsih itu perempuan jiah,cincin yang disematkan itu kan cincin kawin bu broto dengan pak broto..:)

puteriamirillis mengatakan...

@Sandynggak kok, cincinnya dikasi ama bu broto sandy

puteriamirillis mengatakan...

@HP Yitnoiya yitno...

Mel mengatakan...

masih ada ratusan jumlah kata yang bisa digunakan. Kembangkan lagi ceritanya, pasti akan lebih menarik.

Oh ya dalam kalimat:

"Rini tidak tahu ibu?"

mestinya ndak udah pakai tanda tanya.

IMO sih.

Anonim mengatakan...

Agak aneh ketika membaca Ibu memanggil Asih dengan sebutan 'dirimu'. Entahlah, mungkin bagi saya ini kurang luwes dan jarang digunakan.
But nice story ;)

puteriamirillis mengatakan...

@Melok mbak kuperbaiki ya, makasi masukannya :)

puteriamirillis mengatakan...

@noichiliya ya...tq,kuganti...:)

Orin mengatakan...

POVnya ga konsisten Pu. ada kalimat 'aku menyesali', tapi kemudian, 'Rini menggeram', jadi mau POV orang pertama atw ketiga nih? :)

Keep writing ya, Pu^^

Ria Rochma mengatakan...

setuju sama komennya mbak orin, sudut pandangnya nggak konsisten. ada baiknya diambil dari sudut pandang salah satu orang saja, biar yang baca nggak bingung :)

Nathalia Diana Pitaloka mengatakan...

ternyata perkiraaan rini salah ya :)

eksak mengatakan...

Metode penceritaannya kan tanpa kata "kembali" ? Hehehe, ayo dimana? ;-)

ranny mengatakan...

mbak ada kata kembali tuh, bukannya gak boleh ya..

Anonim mengatakan...

Waduh tokoh antagonisnya bernama Rini.. Hehe..

Suka endingnya. Ternyata dugaannya salah ya? Padahal dia sudah berprasangka macam-macam.

Ide cerita dan pesan moral yang bagus.. :)

Tapi sebaiknya jangan ada kata 'kembali'. Kan di aturannya begitu. Nggak boleh pakai kata kembali.

Kinzihana mengatakan...

@jiah aljafara

tumben banget Jiah gagal paham
:P