Sabtu, 18 Mei 2013

Cabut Gigi Anak

Assalaamu'alaikum wr.wb

Minggu lalu adalah minggu mendebarkan, pasalnya Umar harus cabut gigi ke dokter. Gigi Umar yang memang anomali. Mengapa anomali? Sebab gigi permanen tumbuh tidak tepat di tempat tumbuhnya gigi susu. Ya, gigi permanen tumbuh di belakang area gigi susu. Jika gigi susu tidak dicabut maka akan mengakibatkan gigi bertumpuk. Pada pertumbuhan normal, gigi permanen yang tumbuh di area tumbuh gigi susu akan menyebabkan gigi susu goyang dan akhirnya tercabut sendiri.

Ada dua gigi permanen yang tumbuh. Pada gigi permanen pertama, gigi susu di depannya sudah goyang, walaupun gigi permanen tumbuh di belakangnya mungkin akarnya saja yang membelot tumbuhnya sehingga kukatakan pada Umar, "Umar goyang-goyangin giginya ya, supaya cepat tercabut sendiri". Tapi anomali total terjadi pada gigi susu kedua karena gigi susu kedua belum goyang meskipun gigi permanennya sudah menyembul sedikit ke permukaan. Anomali.

Untuk memperjelas informasi kutanya dokter gigi Eva, melalui temanku yang perawat, apakah berbahaya anomali tersebut? Katanya,"Tidak apa kok, hanya saja gigi susunya harus dicabut meskipun tidak goyang". Lemes aku membayangkan harus membawa Umar ke dokter gigi. Aku saja dulu tidak pernah mencabut gigi ke dokter gigi, semua tercabut secara alamiah.

Aku katakan ke Umar, "Umar kita harus ke dokter gigi untuk mencabut gigi Umar".

"Nggak mau-ngga mau ke dokter gigi !!!", teriak Umar.

"Nggak apa-apa Umar", kataku memaksa

"Tapi sakit Ummi"

"Gigi Umar akan semakin sakit jika tidak dicabut, jika sakit maka sakit sebentar saja"

Akhirnya kami pun pergi ke dokter gigi, bersama Abi.

Di dokter gigi Umar masih menangis, enggan ke dokter gigi. Ada saja alasannya supaya tidak jadi.cabut gigi. Haus dan mengantuk, itu alasan Umar supaya segera pulang tanpa cabut gigi. Tapi aku bersikeras.

Tiba di dalam ruangan praktek, tangis Umar makin keras. Dokter dan aku membujuk Umar agar mau dicabut giginya. Mulai dari ditiupin balon dari sarung tangan, dikasi minum, diajak kenalan ama dokter, dll. Tapi semua nihil, Umar tetap tak mau menghadapkan badannya ke tante dokter.

Aku yang tadinya ikut membujuk sampai terdiam dan nggak membujuk lagi. Biar saja dokter yang memegang kendali atas Umar. Kalau aku masih ikutan bisa dipastikan Umar takkan mau menurut. Aku sibuk sendiri, membaca. Sementara dokter membujuk dan mengajak bicara Umar. Dokter hanya ingin kenalan dengan Umar. Aku berdoa dalam hati semoga cara ini berhasil.

Dan tiba-tiba, di saat Umar mulai mau menghadapkan badan ke dokter, Umar senyum dengan gigi sudah tercabut. Waah, alhamdullillah, Umar bengong. Ia masih tak percaya, kok semudah itu. Anomali, mungkin itu pikirnya.

Kata Dokter, "Nah gigi Umar sudah tercabut sendiri satu. Untuk gigi yang satu lagi mau janjian di sini lagi kapan?"

"Besok", kata Umar.

"Ya, Umar besok begitu masuk ruang dokter langsung masuk, tidak menangis dan langsung ke kursi ya. Maksudnya kursi tempat cabut gigi.

Aku sendiri masih ketar-ketir karena gigi yang satu belum tercabut dan itu artinya besok harus kembali ke dokter lagi.

Esoknya kami kembali ke dokter gigi. Dan tetep, Umar menangis kembali. Bahkan sampai di dalam ruang dokter, Umar masih menangis, tidak mau cabut gigi. Aku pun harus memangkunya di kursi cabut gigi. Proses cabut gigi mau tak mau harus dilaksanakan. Gigi susu yang satu ini memang anomali, tidak tahu sampai kapan ditunggu goyang sendiri. Dan cabut gigi berlangsung cepat diawali dengan mengoleskan peredam rasa sakit pada gigi yang dicabut, lalu dengan alatnya dokter mencabut gigi.

Alhamdullillah gigi susu anomali telah berhasil dicabut, semoga anomali gigi seperti ini tidak terjadi lagi di gigi berikutnya...:)

Wassalam

Baca juga daftar isi

11 komentar:

monda mengatakan...

Umar pinter deh akhirnya berani cabut gigi ya..

puteriamirillis mengatakan...

@mondaiya bunda, alhamdullillah

Rakyan Widhowati Tanjung mengatakan...

alhamdulillah pada akhirnya lancar ya mbak, krna sudah dicabut :)

kliknans mengatakan...

moga ngga anomali lagi y mba sma gigi anaknya... ^_^

saya juga belum pernah cabut gigi ke dokter.. selama ini masih alami2 aja..hehehe...

Lidya Fitrian mengatakan...

harus dicabut ya mbak supaya rapi. Giginya pascal masih gigi susu semua loh mbak :) agak terlambat ya kok belum ada yang copot satu pun ?

puteriamirillis mengatakan...

@Rakyan Widhowati Tanjungiya mbak, lega...:)

puteriamirillis mengatakan...

@kliknansiya nih, anomali bikin deg degan

puteriamirillis mengatakan...

@Lidya - Mama Cal-Vinngga juga mbak, pertumbuhan masing2 anak berbeda, coba tanyakan ke bunda monda :)

Latree mengatakan...

anak memang biasanya ketakutan, kita yang tua juga ketakutan.

di sini lah kita musti pinter sandiwara. meredam kekhawatiran kita sendiri, jangan sampai anak lihat. lalu berusaha meyakinkan mereka. kadang aku pakai cara bicara yang lucu. so far berhasil sih :D

padahal kalau ingat waktu kecil, aku pernah minggat seharian karena takut mau dicabut gigi :)))))

astin astanti mengatakan...

Hi Umar, Faiz sudah terbiasa masuk ke dokter gigi *untuk megnantar umminya perawatan gigi, cabut gigi dan tambah gigi *ups...ketika aku menjadi takut Faiz akan berkata "ummi, enggak sakit kok, enggak apa-apa ya?" itu adalah kata-kataku ketika dia baru jatuuuh.

Salam kenal Mba

anom mengatakan...

selamat umar berhasil cabut gigi .,.,