Senin, 07 April 2014

Ketika Ibu Jatuh Cinta

Hari ini ibu terlihat bahagia sekali. Pagi-pagi ia sudah mandi, berdandan yang rapi, menyemprotkan parfum ke tubuhnya. Ia tersenyum manis sambil menghidangkan daging sapi panggang yang telah ia masak sejak pagi tadi. Ditambah sup krim jagung dan susu putih hangat hasil perahannya sendiri. Susu putih itu khusus ia perah kemarin, ia memerah susu pun dengan suka cita.

credit
Ada apa ini? Tidak biasanya ibu begitu semangat seperti hari ini. Tepatnya sejak meninggalnya ayah setahun yang lalu. Setahun kemarin ia hanya menjalani hari-hari tanpa semangat terpancar di wajahnya. Tetapi hari ini, sungguh berbeda sekali. Aku sebenarnya turut senang dengan semua ini. Tapi juga cemburu. Mengapa kemarin-kemarin ibu tidak bersikap seperti ini ke aku. Aku yang biasanya, dulu sebelum ayah meninggal, selalu disayang-sayang oleh ibu mendadak tak mendapat kasih sayang yang sempurna dari ibu. Ibu hanya memberi aku perhatian sekedarnya. Makanan memang tetap tersedia, tapi setelah itu ibu kembali kepada rutinitasnya, yaitu menampilkan wajah tak ceria dan tak bahagia. Raut wajah suram.

Ting-tong. Suara bel rumah berbunyi. Ah, ada tamu. Siapakah??? Aku sibuk bertanya-tanya, tapi sayang aku tak bisa bertanya kepada siapa-siapa. Ya, ibu hanya tinggal denganku saja. Ibu menempati rumah kecil ini, yang sejak setahun lalu halamannya tak berbunga lagi. Tentu saja, itu karena ibu tak merawatnya seperti biasa. Ya, sejak ayah tak ada. Perkiraanku esok dan seterusnya bunga-bunga di halaman akan bermekaran lagi.

Ibu membuka pintu rumah. Seorang laki-laki yang kira-kira berumur setahun lebih tua dari umur ibu masuk ke dalam rumah. Ia memeluk ibu yang tampak berona bahagia. Hei, dia ayahku. Mengapa ayah tidak bilang mau datang ke rumah ini. Sudah sejak setahun yang lalu hanya aku yang tetap setia menemani ibu di sini. Meskipun aku hanya berupa seonggok mayat yang diawetkan. Aku tetap di sini. Sedangkan ayah, seorang tentara, meninggal entah dimana. Ayah ternyata sudah menemukan kembali rumah ini.

Dibuat untuk MFF

300 kata

*nggak ada maksud untuk nakut-nakutin :)

http://puteriamirillis.blogspot.com/p/daftar-isi.html

43 komentar:

  1. Huahahahahaha. Serem bener Mba Puuuu... :\

    BalasHapus
  2. J-jadi... ayahnya adalah Zombi? Atau.. *aaaaaa*

    BalasHapus
  3. Ini serem '~'
    tapi baguuuus....

    BalasHapus
  4. Haddueh mbkkkk......horor ternyatah >_<

    BalasHapus
  5. happy ending... tapi horor :D

    BalasHapus
  6. @Ahmad Alkadri nggak kok, cuman gentayangan aja rohnya...

    BalasHapus
  7. @dizzcography maksudnya ga bikin yang serem kok...tapi apa daya jadinya beginih...

    BalasHapus
  8. waaa... kenapa endingnya spt itu? sereeeemmmmm

    BalasHapus
  9. Meluknya benedan itu, Mba Pu. Nakutin aaaah. . .

    Baca post ini malem pula. Zzzzz

    BalasHapus
  10. Bah. Langsung peluk Kuro gitu tau endingnya. :p

    Ibunya meninggal juga kah, Mbak? Kok bahagia dan bisa tau pas suaminya yang uda meninggal bisa meluk dese? *pembaca kritis*

    BalasHapus
  11. ibu bertemu dengan belahan jiwanya kemabli meski dalam bentuk yang lain...

    ah cinta ya sampai mati...

    BalasHapus
  12. Bagus mbak... gak nyangka endingnya :p
    #gak berasa serem soalnya bacanya pas rame hehehe

    BalasHapus
  13. hantuuuu,
    yg masih hidup si Ibu itu sendiri yaa

    BalasHapus
  14. bisa bikin merinding bacanya ya mbak

    BalasHapus
  15. seneng hepi ending...tapi ada hororrnya jg :))

    BalasHapus
  16. seneng hepi ending...tapi ada hororrnya jg :))

    BalasHapus
  17. seneng hepi ending...tapi ada hororrnya jg :))

    BalasHapus
  18. seneng hepi ending...tapi ada hororrnya jg :))

    BalasHapus
  19. "Aku" nya beneran mayat yang diawetkan? berarti itu roh ayahnya ya, kasian ibunya tinggal sendiri :(

    BalasHapus
  20. oh,, rupanya mayat... aaaaaaaa

    BalasHapus
  21. hmm... aku masih merasa kesulitan merangkai visualisasi cerita ini.
    mari kita urai lagi.
    - si ibu (seperti) jatuh cinta lagi.
    - memerah susu/memasak hidangan istimewa
    - bel pintu ditekan, ada yang masuk memeluk ibu.

    lalu muncul pertanyaan berikut di benak:
    1. si ibu jatuh cinta pada siapa? Oke, mungkin dia bersikap seperti itu bukan karena 'jatuh cinta' melainkan gembira.

    2. Buat siapa hidangan itu disiapkan? Kalau ternyata si anak cuma mayat diawetkan dan si bapak hanya berupa 'roh'.

    3. Makin sulit membayangkan setelah sampai pada bagian cerita : bel pintu ditekan, 'seseorang' yang usianya kira-kira setahun lebih tua dari usia ibu masuk, memeluk ibu. padahal yang masuk hanya 'arwah'. Buat apa dia tekan bel? Kenapa nggak masuk aja?

    Tolong beri saya pencerahan, plis. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmm...sy musti belajar lg nih,sy ga berpikir sejauh itu tar,hihihi...
      1.dia jatuh cinta pada bapak yg sdh menjadi arwah.jatuh cinta itu bisa berkali kali bukan? Mereka sdh lama tak bertemu sejak bapak meninggal di medan perang.
      2.makanan itu u dirinya sendiri, sdh lama ia tak memasak hidangan tsb yg merupakn kesukaan bapak.
      3.tekan bel, ya kan bisa aja, dg dimensi tertentu.namanya juga fantasi. Biar dramatis.
      Yah hny itu berikut semua hal yghrs dipelajari lbh lanjut.thanks tar...

      Hapus
  22. Idenya udah keren, cuma jadi berkerut pas baca ayahnya dateng lagi. Eh, kan udah meninggal, ya? Kenapa selama sethun ini baru ngedatengin lagi? Kemana aja, si, ayah? :D Daan iya, aku bingung kenapa ibunya mesti susah payah masak buat mayat yang ga bisa makan.

    Perlu sedikit dipoles lagi plotnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, begitulah mb, ayah baru datang kembali. Ibu itu memasak ya u dirinya sendiri cm jg u anaknya, agak stress dia.

      Hapus
  23. @Idah Ceris peluknya ya ga kena gitu...hihi...
    maafkan jadi serem ya dah.

    BalasHapus
  24. @Beby Rischka bahagia krn ayahnya sudah mengunjungi ibu. Arwahnya. Tadinya nggak dikunjungi. Itu meluknya ya ga kena gitu,. Hehe

    BalasHapus
  25. @wi3ndiya wiend, kurang lebih seperti itu.

    BalasHapus
  26. @Nophi iya kalo baca rame rame ga brasa serem ya nop

    BalasHapus
  27. @Helda iya si ibu sedikit stress akan hal itu da.

    BalasHapus
  28. hihi...untung siang2 bacanya mak

    BalasHapus

Thank you For your coming ^^