Rabu, 24 Agustus 2011

Edisi Ramadhan 24: Kita Sebagai Manusia

Kita dengan kelemahan sebagai manusia, seringkali berujar seakan semua adalah pembenaran, kita sebagai manusia berkata dengan lantangnya bahwa kita bisa dan mampu menjaga hati dan perasaan selalu...

Kita sebagai manusia seringkali mengatakan kitalah jagoan-jagoan itu...seandainya semua manusia adalah jagoan lalu apa hakikat jagoan itu sesungguhnya...

Kita sebagai manusia seringkali berkata..ah itu gampang..itu mudah...itu biasa bagi saya...
hingga semua menjadi biasa dan seperti rutinitas harian saja...tak ada rasa, tak ada selaksa makna disana...

Kita sebagai manusia..kita punya hati nurani..kita punya rasa ...
Ada akal yang memikirkan..ada kehendak yang membuncah...dan ia terbang mengangkasa...

Kita sebagai manusia ...Muhammad Rasul Mulia mendekap erat di dada...di gua hira menerima wahyu pertama...
Jaraknya jauh..oh dari rumah di depan Ka'bah...di saat Khadijah mendapatinya menggigil kedinginan meski dingin itu lebih karena Jibril begitu kuat mendekapnya tadi...

Tadi ...ya tadi itu adalah perjalanan Rasullullah dalam ketakutan selama kurang lebih 1 jam perjalanan dengan kaki...kita bisakah rasakan ...ketakutan yang berasa selama 1 jam???

Entah sesak di dada saja ketika kau susuri sungai di gunung saat itu..pada rasa gigil yang tak seberapa dibanding Rasullullah...itu sudah cukup kau merasa ada dalam Sakaratul maut...merasa pada jarak terakhir yang terlupa...

Entah panas yang merayapi sudah membuat gelisah..suara yang hilang sudah membuat takut...tapi itulah...ujung menjelang bulan mulia...memberimu kekuatan..hingga saat ini...

Dan tiba-tiba praaaanggg...amarah mengguncang jiwa perempuan yang ada dalam sepi...bergejolak namun membawa semangat baru..itulah laki-laki itu telah mengajarinya sesuatu,,,bahwa hidup adalah syukur yang tak henti..bahwa semua adalah hakikat..bahwa kehidupan disana adalah disana, kehidupan kita adalah disini...

Hingga akhirnya perempuan itu merenung..inilah hakikat hikmah bulan mulia...menyadarkan diri..memberi suasana hati yang baru...

Dan perempuan di ujung satu lagi...menyapa...memberi kekuatan perempuan tadi untuk bangkit...ya ...selamatkan semua...kapal kita mungkin hampir karam...ada lubang disana dan disini...kapal itu akan benar-benar seperti titanic jika perubahan tak terjadi segera...

Kitalah perempuan itu...penjaga keluarga dan anak-anak...merekalah laki-laki itu..mereka bangkit di tangan kita...

 Mari berjuang sahabat...^^

(Puteriamirillis, Agustus 2011)










2 komentar:

Orin mengatakan...

Puisi pagi yg indah Pu...seperti selalu^^

ceritabudi mengatakan...

Sungguh mengandung arti yang luar biasa