sebuah buku yang indah, cover yang memikat dengan warna coklat dan hijau daun...^^ |
bagian halaman judul dan penerbitan... tulisan nya indah ya,,,^^ |
ampuuuunnn pakdhe...sebelum sempet dipoto kertas tali kasih yang kusimpan2 untuk jadi pembatas buku... dalam sekejap dibagi 2 oleh azkiya... yang nyobek ga merasa bersalah lagi...hehe... |
belakang buku... |
Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, judul yang indah, dimana penulisnya Tere Liye terinspirasi dari kalimat anonymous: The Falling Leaf Doesn't Hate The Wind yang dipopulerkan dalam film Jepang Zatoichi...
Hmmm...
Sebuah novel yang mengambil setting di lantai 2 sebuah toko buku terbesar di kota Depok, saat Depok sedang giat-giat pembangunan mal dan trade centre ketika itu. Dimana Tania sang tokoh utama berdiri di jendela lantai 2 toko buku memandang suasana jalan di bawah yang sedang hujan, sejak pukul 20.00 hingga 20.50 saat toko buku itu tutup, dilanjutkan sampai pukul 21.17 dimana Tania menyetir pulang mobilnya. Dalam alur pukul 20.00-21.17 tersebut Tania sedang mereka2 ulang dalam pikirannya semua kejadian yang ia alami semenjak masih mengasong bersama adiknya, Dede. Saat ia bertemu dengan Danar yang membantu merubah hidup Tania, Ibunya dan Dede dimana Tania dan Dede bisa sekolah lagi dan ibunya bisa berjualan kue. Saat Tania mulai memendam perasaan pada Danar. Saat ibu Tania meninggal dunia. Saat Tania mendapatkan dan menjalani beasiswa sekolah di Singapura. Saat Danar menikah dengan Kak Ratna. Saat Tania cemburu dengan pernikahan Danar. Semuanya indah...^^
Sebuah novel yang mengangkat tokoh anak belasan tahun yang mulai merasa suka dengan seseorang yang lebih tua jauh darinya, yang awalnya Tania pun tak mengerti perasaan apa itu...
Tentang kejujuran, tentang semangat berjuang meraih cita-cita, tentang kerelaan, dan tentang kesediaan bertanggungjawab akan pilihan sendiri.
Dimana Danar ternyata punya perasaan sama dengan Tania, namun tak pernah terungkap. Hingga hubungan Danar dengan Ratna istrinya yang mungkin tak lebih dicintai dari Tania, retak. Ratna kembali ke rumah orang tua, namun Tania sendiri tak menyukai cara itu, walau Tania punya perasaan yang sama dengan Danar.
Yang harus kita mengerti disini adalah lupakanlah semua perasaan masa lalu. Entah kepada seseorang yang pernah mengisi hati kita, jalanilah hidup dengan pasangan yang kita pilih untuk jadi pendamping hidup...
karena dialah yang telah menjalani hari-hari berat dengan kita, yang telah sanggup memahami kita yang aseli...
Jangan hiraukan perasaan akan masa lalu...^^
Membacanya aku senang...cerita yang indah...^^
terimaksih pakdhe...^^
ShoutMix chat widget
10 komentar:
Syokur jika buku sudah sampai.
Artikel tamasya ke Palangkaraya sedang saya set untuk di publish di Blog Plesiran.Sedang menata fotonya yang cukup banyak nich he he he.sip.
Pengirim artikelnya mendapat tali asih berupa buku. Oleh karena itu silahkan nduk memilih judul bukunya. Insya Allah akan saya carikan di Surabaya.
Salam hangat dari Surabaya
wahhhh, selamat ya mbak... sukses terus yaaaaaa...
baca komentar pak de, kayaknya bakal dapat buku tali asih lagi mbak,
selamat ya
alhamdulilah atas haidahnya..
hemm novelnya bagus yaa?
jadi mau :D
suka hujan yaa?
@Pakde Cholik:matur nuwun pakdhe,,,bukunya terserah pakdhe saja dhe...
mbak putri..maaf ya saya baru bisa jawab ajakannya sekarang. ada persyaratannya nggak untuk ikutan di blogcamp? atau ada syarat-syarat tertentu?
@mauna:sama sama mbak mauna , salam sukses juga untuk mbak,,,
@monda:sepertinya kak monda...amiiin,,,^^
@wi3nd:alhamdullillah,,,bagus wiend,,,sukaaa banget hujan yang airnya menempel di kaca..
@Henny Yarica:artikel lomba kecubung belum terbit di blogcamp mbak,,jd syaratnya blm tau,,,tapi woro2nya udah,,,kita siap2 aja dulu,,ama bunda shishil juga,,,^^
Posting Komentar