Tulisan Almarhumah Suherlina Yusuf:siapa dia???pernah kuposting di sini
Waiting is boring…
Pernah menunggu kedatangan teman di halte bus?
Atau pernah antri di penjualan tiket kereta yang cukup panjang?
Atau untuk teman2 odapus, seperti jg saya, pasti pernah & sering harus menunggu antrian di lab atau ruang periksa dokter.
Pasti dong, tak asing dgn kalimat di atas. Begitulah, katanya… menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan. Apalagi jika yang ditunggu, tak kunjung datang.
Saat menulis catatan ini, aku pun sedang menunggu. Menunggu di sebuah ruangan yang cukup besar dengan dinding bercat putih dan terdapat banyak bangku-bangku panjang. Aku duduk di sebuah kursi diantara deretan bangku panjang itu, di antara laki-laki, perempuan, tua, muda, sampai anak kecil, yang juga ikut menunggu. Menunggu, panggilan dari speaker phone yang terus memanggil nomor urut antrian pasien satu persatu.
Kulihat di papan pengumuman elektronik, no.urutnya masih 60, sedangkan no.ku 85. Ffff… masih lama sekali. Ingin rasanya, keluar sejenak dari ruangan yang penuh orang ini dan berbau khas rumah sakit. Tapi, mau jalan-jalan ke mana ya? Keluar lab ini pun, yang ada hanya ruangan poli lainnya, yang juga dipenuhi oleh orang sakit. Mau turun ke kantin, jalan menuju lift lumayan jauh. Karena lift terdekat sedang rusak. Akhirnya kuputuskan saja untuk tetap duduk di sini. Sambil sedikit-sedikit berbincang dengan orang yang duduk di sampingku.
Di tengah-tengah waktu yang terus berjalan dan panggilan no.urut yang terus berbunyi, tiba-tiba saja aku teringat sesuatu. Hei, bukankahkah dalam hidup ini, setiap orang juga sedang menunggu? Seperti yang tadi kutanyakan di awal, di luar sana banyak juga orang-orang yang sedang menunggu. Dan aku yakin, setiap orang ada yang pernah atau sedang :
menunggu panggilan lamaran kerja, menunggu datangnya jodoh atau menunggu kehadiran sang buah hati
Itulah beberapa diantara sekian hal yang secara sadar kita menunggunya. Namun, ada satu hal yang sering kita lupakan, bahwa kita pun sedang menunggunya.
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati….” (QS. Ali Imron : 185)
Ya, itulah “KEMATIAN”. Sebuah pintu yang setiap manusia pasti akan memasukinya.
Sahabat…, kita sering lupa bahwa sesungguhnya di dunia ini kita sedang menunggu panggilan Allah untuk pulang ke kampung akhirat. Rumah kita yang abadi. Kita lupa dengannya, karena sering kali kesibukan duniawi melenakan kita. Kita akan ingat, ketika kita mendengar kabar duka tentang berita kematian tetangga, saudara, kerabat atau teman kita. Saat itulah kita tersadar, bahwa kita pun akan segera menyusulnya. Dan kita merasa kematian begitu dekat dengan kita. Ketakutan langsung menyelimuti diri kita, karena kita tak siap menghadapinya.
Sayangnya… kita tak punya nomor urut dari Allah. Seperti no.urut yang kumiliki saat mengantri di laboratorium RS ini, sehingga aku dapat mengetahui secara pasti, kapan aku harus masuk ke ruang periksa. Andai Allah memberi no.urut kepada manusia, dan memberi tahu kapan ajalnya akan datang, mungkin yang akan terjadi adalah kelak di syurga akan penuh dengan manusia. Dan tidak ada yang tinggal di neraka. Karena ketika manusia telah mendekati ajalnya, mereka segera bertobat dan mengisi hidupnya dengan ibadah & kebaikan.
Andai ku tahu
Kapan tiba ajalku
Ku akan memohon Tuhan tolong panjangkan umurku
Andai ku tahu
Kapan tiba masaku
Ku akan memohon Tuhan jangan Kau ambil nyawaku
……………………………………
Andai ku tahu
Malaikat-Mu kan menjemputku
Izinkan aku mengucap kata taubat pada-Mu
……………………………………
(Andai Ku Tahu, by : Ungu)
Tapi di situlah, Maha Adilnya Allah. Allah membiarkan manusia untuk berbuat sesukanya, semau hatinya. Namun bagi setiap tindakan, Allah berikan ganjarannya. Bagi orang-orang yang hanya mencari kebahagiaan untuk kehidupan dunia dan melalaikan Tuhannya, telah disiapkan tempat kembalinya yang berasal dari api yang sangat panas. Dan bagi orang-orang yang disela-sela kesibukan dunianya, senantiasa bersujud, berdzikir dan berbuat amal sholih, maka bagi mereka kehidupan yang sungguh membahagiakan. Kehidupan yang penuh dengan nikmat.
***
Menunggu…
Sekarang, aku tak mau menganggap menunggu adalah hal yang membosankan dan membuang waktu. Karena di balik kegiatan menunggu terselip waktu luang, yang di dalamnya ada hal-hal lain yang bisa kita lakukan. Lihatlah orang-orang jepang, yang ketika menunggu antrian, mereka disibukkan dengan membaca. Lihatlah para petani, yang ketika menunggu hasil panen padi tiba, mereka menanam tanaman lain.
Bagi para pencari kerja yang sedang menunggu dipanggil lamarannya,
ada hal lain yang bisa dilakukan yang jg dapat menghasilkan pendapatan.
Bagi yang sedang merindu datangnya pasangan hidup,
ada waktu untuk mempersiapkan diri dan belajar menjadi suami/istri yang baik.
Bagi yang sedang menanti-nanti hadirnya sang buah hati,
dapat memanfaatkan waktu untuk lebih mengakrabkan diri dengan pasangan & menimba ilmu utk menjadi orang tua yang hebat.
Dan yang paling penting di tengah-tengah kesibukan kita di dunia adalah bagaimana kita mempersiapkan diri, menyibukkan diri untuk mengumpulkan bekal bagi kehidupan kita di akhirat. Karena di dunia ini kita sedang menunggu. Menunggu sang malaikat Izroil yang akan datang menjemput kita. Entah kapan waktunya…
***
@Laboratorium RSCM, 22 Desember 2010
Alhamdulillah… Terima kasih ya Allah, Engkau telah mengingatkanku & memberi hikmah dibalik menunggu.
1 komentar:
untuk mbak lina: dan kini kamu pun sudah pergi..menunggumu sudah tiba di ujung penantian itu mbak..
Posting Komentar