Ketika hari ini kamu merasakan sehat adakah kamu berucap syukur....syukur kepada Sang Maha yang sudah memberikan kita segala nikmat sehat itu. Namun ketika kamu menderita sakit di hari ini, maka sabar adalah cara yang paling nikmat dalam menghadapi penyakit. Sehat dan sakit seperti dua sisi mata uang yang akan selalu ada di tubuh dan jiwa kita. Ya, karena bukan hanya tubuh yang bisa sakit tapi juga jiwa.
Hari ini Saya ingin berkisah sedikit..begini kisahnya...
Di hari ini Saya berbicara dengan seseorang melalui media chatting, seorang perempuan yang usianya sekitar 20 tahun awal. Seorang perempuan yang tegar dalam kondisinya yang menderita penyakit. Kanker. Kanker apa tak perlu Saya ceritakan ya..(takutnya ada yang menanyakan macam-macam, padahal belum tentu teman Saya itu mengijinkan kisahnya dalam dikisahkan). Dia adalah perempuan tegar karena tak mau mengumbar sakitnya di media, apakah itu blog maupun yang lain. Tak ingin orang berpandangan sedih padanya. Ia kini sedang menggarap sebuah novel kisah nyata dan ia berharap bisa meninggalkan karya jika suatu saat ia dipanggil yang Maha Kuasa. Di kisah lain ada seorang teman Saya yang sudah almarhumah, dia adalah seorang penderita lupus. Perjalanan hidup sebagai penderita lupus dia jalani dengan sabar dan syukur. Selama sisa hidupnya bahkan sahabatnya sendiri seakan tak menyadari bahwa dia sedang sakit. Ia hanya mencoba bisa menulis dan menulis, walaupun tulisan itu tak banyak tapi indah dikenang saat ini saat dia tak ada lagi. Pengobatan herbal lebih dipilih olehnya karena menurutnya pengobatan herbal tak mengandung kimiawi. Soal ajal itu takdir Allah, tak bisa kita tentukan itu alasannya tiap kali obat ditawarkan padanya.
Sahabat, begitulah seorang yang menderita sakit tetap tegar dalam sakitnya. Tak ada keluhan, tak ada tangis, tak ada pengharapan yang terlalu muluk akan sesuatu. Tak ada menginginkan sesuatu di luar batas kemampuan. Bersyukur karena masih diberi kesempatan dan bersabar atas sakit yang diderita. Betapa kita..sebagai seorang yang masih sehat seringkali masih saja suka mengeluh. Ingin begini, ingin begitu. Ingin menambah saja sesuatu dari diri kita. Tak peduli bahwa masih ada jatah orang lain diantara rezeki yang berlimpah itu. Semisal begini...jika Allah menurunkan rizki dalam batas tertentu untuk seluruh penghuni langit dan bumi...apakah itu rizki berupa harta, kesehatan, anak sholeh dan sholeha, lingkungan kerja yang kondusif maka rizki apa yang biasanya kita harapkan terlebih dahulu datang?? Entah mengapa Saya bependapat kita lebih memilih rizki berupa harta??? entah mengapa?? mungkin karena ada wujudnya, terlihat dan lebih menarik. Padahal mungkin rizki harta jatah hari itu adalah lebih baik untuk si miskin kan, yang ga punya makanan untuk hari itu, yang bingung mau bayar sekolah anak dengan apa. Mungkin seharusnya kita lebih memilih rizki keluarga yang harmonis, atau kesehatan, namun entah kita lebih memilih harta.
Coba bayangkan kita mungkin tak menyadari bahwa kesehatan, anak sholeh sholeha, pasangan yang setia, lingkungan kerja yang kondusif sesungguhnya adalah rizki yang telah Allah berikan untuk kita. Sama seperti rizki yang lainnya rizki diatas juga bisa diambil seketika oleh Allah. Misal kita tak pedulikan anak-anak kita, kita tak peduli dengan pasangan, cenderung bermain api dengan berselingkuh, tak peduli lingkungan kantor...ya jika kita tak peduli itu semua bukan tak mungkin suatu saat Allah akan mengambil itu semua dan tinggallah kita menangis tersedu merasa merugi. Ketika kesehatan sudah diambil, ketika keluarga sudah hancur, ketika tak punya pekerjaan maka barulah kita sadar akan hakikat rizki yang sudah berlimpah Allah anugerahkan. Entah,,ini adalah juga bentuk perenungan dalam di hati Saya, Ya Saya wajib menjaga keluarga sebaik-baiknya. Kebahagiaan kita sesungguhnya ada di keluarga. Ya Saya wajib menjaga kesehatan dengan sehat maka kita dapat melakukan banyak hal dan terus berusaha mencapai yang terbaik.
Tak ada kata lain Sahabat selain kita berusaha selalu bersyukur dan bersabar atas segala cahaya kehidupan yang kita jalani di dunia ini. Tak ada usaha yang sia-sia, tak ada yang berkurang dengan kita merenung. Kita mencoba mengurangi sedikit waktu kita dengan kita isi renungan yang membawa energi baru bagi diri. Semoga kita bisa, dan berusaha selalu. Semangat tak kenal henti!!!
salam persahabatan..!!!
8 komentar:
Bismillah.. buka segel pengaman dulu ah...
betul mbak Put.. rejeki kadang oleh sebagian orang hanya dimaknai dengan sesuatu yang berbentuk materi.. padahal keluarga yang bahagia, teman yang baik dan tubuh sehat juga adalah sebuah rejeki.
Jadi kenal sampean ini juga rejeki loh
tapi kadang susah lho mbak put ketika kita memutuskan untuk tidak menceritakan penyakit "berbahaya" kita ke orang lain, apalagi orang itu dekat dengan kita..
kesehatan dan iman yang sering kita lupakan...
smoga kita bisa bersyukur, kapanpun dan dimanapun
kesehatan itulah rejeki yang tak ternilai
semoga temannya tabah ya..
Allhamdulillah masih bisa berkunjung kesini walaupun telat, itu juga rezeki bukan? rezeki nikmat sehat :)
aku telat trus mbak, knapa ya gak pernah update di aku
love this post. makasih ya mbak put, udah mengingatkan kembali tentang arti bersyukur
@lozz akbar: betul..
@dhe: sulit2 mudah dhe..
@tunsa: amiin..
@monda: makasih ya mbak..
@djangan pakies: semoga berkah ya pak..
@lidya:gapapa mbak,,mksh
@nia: sama2 ya nia..
Posting Komentar