Malam Sabtu itu baru saja kita lepas merayakan hari kemenangan
tiba-tiba kami mendapati Umar dengan tubuh yang panas. Umar gelisah, dan
ketika malam semakin larut Umar mengigil. Saya dan suami kasihan
melihat Umar. Saya pun memberinya obat penurun panas, Suamiku memakaikan
kaus kaki, lalu Umar pun tidur kembali. Saya mengatakan pada Umar,
besok pagi kita ke dokter ya.
Esok harinya
Suami pun mencoba ke rumah dokter tapi ternyata dokter nya saat itu
belum praktek. Dokter langganan kami itu memang hanya dokter yang
praktek di rumah, Dr Spesialis Anak. Lalu dicobalah alternatif lain
yaitu dengan menelepon Rumah Sakit terdekat ternyata pagi itu ada dokter
spesialis anak praktek. Alhamdullillah. Kami pun membuking nomor
antrian dan dapat nomor 18 dan petugas pendaftaran Kami harus datang
pukul 11.00 WIB.
Tepat pukul 11.00 kami pun berangkat
ke rumah sakit, Saya membayangkan sudah penuh antriannya karena kami
saja mendapat antrian nomor 18 ternyata tidak. Masih sepi baru 2 orang
pasien yang datang itupun nomor urut 1 dan 2. Jadi ternyata dokternya
belum datang. Syukurlah, tadinya kami pikir sudah selesai. Kami telat,
ternyata tidak. Umar pun ditimbang oleh perawat. Setelah lama menunggu
akhirnya Saya pun mencoba meminta ke petugas untuk memajukan nomor
antrian kami. Bukankah Kami sudah datang sejak pukul 11.00 disaat pasien
lain dan dokternya pun belum datang. Kecuali pasien dengan nomor
antrian nomor 1 dan 2. Tapi kata petugasnya tidak bisa, sudah aturannya
begitu. Saya katakan, tapi kan ini dokternya juga telat mbak. Bagaimana
jika Kami ada urusan lain???
Alhamdullillah, seketika
petugasnya mengatakan ini ada yang membatalkan nomor urut 8 Bu. Jadi
nanti Umar masuk antrian ke 8 ya Bu. Saya pikir lumayan, alhamdullillah
daripada nomor 18. Lalu Saya pun kembali duduk di sebelah suami. Suami
bilang harusnya kita dapat nomor lebih depan lagi Pu. Tapi biarlah. Saya
pun kemudian masih sempat mengajak Azkiya bermain-main, sedangkan Umar
tiduran saja di pangkuan Abinya.
Dokter pun datang
pukul 12.00 WIB. Dipanggillah pasien dengan nomor urut 1 dan 2. Saat itu
Umar masih berbaring dan Azkiya juga sudah mulai kelelahan ikutan duduk
di pangkuanku. Ternyata setelah pasien nomor urut 2 dipanggil,
selanjutnya dipanggillah nama Umar. Alhamdullillah. Terkabulkan
permohonan Kami. Tergopoh-gopoh Kami pun memasuki ruang praktek dokter.
Umar pun dibaringkan di tempat tidur pasien pada ruang praktek dengan
suasana ceria itu. Setelah diperiksa dan dideteksi dari panas tinggi
umar semalam dan siang ini turun, perut yang agak sakit, dan tidak ada
batuk pilek dikatakan Umar menderita typus awalan. Belum parah. Dokter
pun menuliskan resepnya. Dokter itu cukup ramah. Setelah itu kami pun
keluar ruangan dan menuju kasir rumah sakit. Selesai membayar kami pun
pulang. Rencana untuk menebus resep tidak di rumah sakit, supaya lebih
murah. Walaupun ada asuransi dari kantor suami tetap saja diusahakan
tetap mengehemat bukan???
Kami pun diantarkan pulang
oleh Abi, kemudian Abi menebus resep di Apotik. Umar dan Azkiya tidur.
Obat Umar pun baru selesai selepas maghrib. Dan pada pukul 19.00 WIB,
Umar minum obat itu untuk pertama kali. Ternyata ada puyer yang pahit
menurut Umar. Dan ada dua sirup yang manis, serta 1 emulsion rasa jeruk.
Wah memberi minum obat untuk Umar itu butuh perjuangan. Dia ga suka
dengan rasa pahit sehingga seringkali ditahan gigi lah, atau ketika
minum disembur lagi keluar sehingga masuk ke air minumnya.
Alhamdullillah
sudah 2 hari Umar kembali segar kembali, panasnya sudah turun, tidak
lemas lagi. Semoga Umar tidak mudah sakit kembali. Amiiinnn...^^
Minggu, 04 September 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Other Post
- Nikmat Allah Yang Mana Lagi Yang Kau Dustakan
- Read Aloud Challange untuk Gen Alpha
- Gunung Gamalama Ternate Meletus Vs. Teman Seperjuangan di Ternate
- (Bukan) Oh Mama Oh Papa
- Agar Tak Ada Lagi Kesendirian Di Dunia Ini
- Jilbab Putihku...
- The Fiction : No Heart (@break)
- Kegemaran Baru bikin Hampers Box Mukena Royale Premium
- Hujan-Hujanan, Ga Papa Kok, Asalkan....
- Cool and Smart = Konsisten
3 komentar:
Duh...pasti sedih saat Umar atw Kia sakit begitu ya Pu... semoga segera ceria kembali.
wah..swedihnya kalo sakit di hari libur...susah cari dokternya...
kami pernah mengalami begini, hingga kami batal mudik saat itu, sedih banget.
sejak itu, kami mencari dokter spesialis yg praktek dekat rumah dan prakteknya juga di rumah, bukan di RS,dan biasanya menjelang mudik, kami memeriksakan kondisi kesehatan anak-anak ke dokter, biasanya dokter akan memberi obat untuk jaga2 saja...
salam :)
mudah-mudahan sekarang umar dalam keadaan sehat ya
Posting Komentar