Kamis, 29 Desember 2011

Feminisme? Pentingkah?

Jika kamu bertanya apakah itu feminisme, samakah dengan feminin. Sejujurnya aku pun tak tahu banyak selain bahwa paham feminisme itu mengarahkan perempuan untuk dapat diperlakukan sama atau dapat melakukan hal sama dengan laki-laki. Entah mengapa paham ini begitu dielukan oleh para feminis. Mungkin sebuah perjalanan panjang peradaban yang membuatnya demikian. Kita bisa membacanya dengan lengkap di sini.

Awalnya sebuah pengusungan bagi hak-hak wanita pada masa setelah Revolusi Prancis (1792) dan Revolusi Amerika (1776). Pengusungan yang membuat para perempuan pada masa ini merasakan ketidakadilan yang sangat sebagaimana juga pada masa jahiliah dimana Umar Bin Khatab yang mengubur bayi perempuan hidup -hidup. Hingga dengan berlalunya waktu dan ditambah dengan unsur-unsur keegoisan yang membuat kaum perempuan semakin ingin disamakan dengan laki-laki muncullah gerakan feminisme dengan beragam alirannya. Namun dari banyak alirannya intinya tetap sama yaitu keinginan sederajat antara laki dan perempuan dalam segala bidang, utamanya dalam hal kebijakan dimana sebeleumnya kekuasaan dan kebijakan didominasi kaum lelaki.

Dalam agama Islam sendiri ada kesetaraan antara laki dan perempuan. Sama namun memiliki kutub peranan yang berbeda dan saling mendukung. Dalam politik sendiri adanya kaum perempuan di dunia ini lebih sebagai corong agar kebijakan yang dibuat mengakomodir kebutuhan-kebutuhan wanita. Contoh peraturan yang sudah mengakomodir diantaranya UU Kekerasan Dalam Rumah Tangga, dimana pada UU tersebut membela kaum perempuan dan keluarganya apabila terjadi suatu kekerasan baik fisik maupun non fisik pada mereka. Begitupun dengan UU ketenagakerjaan yang telah mengakomodir cuti haid dan melahirkan yang sudah mengakomodir kepentingan perempuan di kala haid dan melahirkan.

Namun mengapa untuk saat ini para elit politik perempuan sepertinya kurang bersuara dalam kebijakan bagi kaum perempuan. Semisal TKW yang arah kebijakan di luar negeri masih belum jelas terbukti masih saja ada TKW illegal ataupun penisataan dan pelecehan bahkan pembunuhan bagi para TKW. Mengapa kaum perempuan dalam politik justru digunakan dari segi emosional seperti bagaimana mewujudkan kepentingan-kepentingan politik yang ga ada hubungannya sama sekali dengan perempuan, dengan kebijakan perempuan. Kalau sudah begitu buat apa mereka ada di dunia perpolitikan?

Dari segi pendidikan tetap saja perempuan itu harus maju. Bagaimana ia bisa mendidik putra putri nya jika ia tak berilmu. Jika yang dilakukan justru hanya ngerumpi tanpa unsur yang jelas apa kepentingannya. Buat apa? lebih baik tinggalkan dan mulailah melakukan hal baru yang lebih baik dan berguna. Jika seorang perempuan ada di rumah maka pemikiran itu ya untuk keluarga dan anak-anak. Namun tak berarti ia harus tenggelam dalam kehidupan yang itu saja tanpa ia sendiri bisa mengembangkan diri. Perempuan tetap perempuan. Ibu tetap ibu. Bahkan seorang laki-laki, seorang suami sangat menyenangi istri yang menarik dan punya kehidupan lain di luar kehidupan keluarga. Menjadikannya lebih terasa sensasional (dalam pemikiranku sih!). Walaupun bukan sensasi itu juga yang dicari. Niat karena Allah lebih utama.

Balik lagi ke feminisme. Menurutku tak perlulah kita berbicara hanya di tataran konsep saja. Setelah kita tahu konsep feminisme lalu tariklah dengan ajaran agama kita dimana benang merahnya. Yang baik maka ikuti, jika itu tak sejalan maka tinggalkan. Yang pasti sebagai perempuan mari maju!






click this!

18 komentar:

Sam Rinaldy mengatakan...

Ini melanjuti pertanyaan yang kemarin ya...?

Agak ngerti sih sama feminis :D walau masih belum paham banget :D

Una mengatakan...

Aku juga ga ngerti feminisme @_@
Hm, bukannya Mbak lagi ke Papua ya? Scheduled kan? :D

R10 mengatakan...

kesetaraan itu perlu, tapi jgn melampui batas (pria/wanita punya peran masing2)

Della mengatakan...

Seperti sudah aku tulis di tempat Una, Islam memandang laki-laki dan perempuan itu setara dalam ibadah:

وَالصّابِرِينَ وَالصّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدّقِينَ وَالْمُتَصَدّقَاتِ والصّائِمِينَ والصّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِـظَاتِ وَالذّاكِـرِينَ اللّهَ كَثِيراً وَالذّاكِرَاتِ أَعَدّ اللّهُ لَهُم مّغْفِرَةً وَأَجْراً عَظِيماً

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang menjaga kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS. Al-Ahzab : 35).

Jadi, sebetulnya, IMHO nih ya, agak aneh kalau ada muslimah tapi mengaku feminis, sebab kesetaraan apa lagi sih yang dituntut untuk disamakan? Ya kan? ^_^
Walaupun Alquran juga mengatakan bahwa kedudukan laki-laki setingkat lebih tinggi dari perempuan, karena laki-laki kan memang pemimpin keluarga.
Panjang deh komennya.. :D

tunsa mengatakan...

tentu saja seorang wanita harus maju, pandai dalam segala hal, terutama masalah mendidik anak dan mengatur rumah tangga, karena wanita yang pandai pasti lebih tenang dalam menghadapi sesuatu, :D

Enny Law mengatakan...

yg penting gk didiskriminasi aja deh..gk perlu smp setara ama cwo,hehe #ngaco..

Fahrie Sadah mengatakan...

Ayo orang-orang Indonesia, baik perempuan maupun laki-laki, mari berprestasi dan berkarya, untuk kemajuan negri kita..! ^^

Lidya Fitrian mengatakan...

akhirnya terjawab juga mbak pertanyaan kmrn

Nchie mengatakan...

Ngga Ngeh sama feminisme Pu..
Beda ya sama Feminin..

Yang penting..
Yang baik kita ikuti..
kalo ga sejalan kita tinggalin..
Tapi harus Sebagai perempuan harus MAju..!!

Setuju pisan..

Asop mengatakan...

Saya sepakat dengan Mbak Della. :)

kazvampires mengatakan...

betuljuga sih :0 hmm kalo mbak feminim gak? :)

Citro Mduro mengatakan...

setuju dech

Artineke A. Muhir mengatakan...

Aku idem Della aja dech Pu ;)

Masih di Papua?

atikah mengatakan...

Feminisme menurutku penting. Wanita harus punya kehidupan yang sejajar dengan laki2. Kita layaknya menjadi patner bukan menjadi bawahan, karena itu wanita harus punya kemampuan yang bisa membuatnya lebih dihargai oleh laki2.

niee mengatakan...

Yang pasti aku masih berkeyakinan perempuan gak usah jadi pemimpin yak.. yang memimpin umat laki2 aja :D

niee mengatakan...

Yang pasti aku masih berkeyakinan perempuan gak usah jadi pemimpin yak.. yang memimpin umat laki2 aja :D

Budi Arnaya mengatakan...

Selamat menyambut tahun baru..ada bingkisan di rumahku, semoga berkenan

Budi Arnaya mengatakan...

Selamat menyambut tahun baru..ada bingkisan di rumahku, semoga berkenan