Minggu, 05 Februari 2012

Sore Indah di Madinah


Jika ditanyakan kepada kamu, ingin kemana? atau ingin ke suatu masa? kamu akan menjawab apa?

Jika aku yang ditanya demikian maka kujawab," Aku ingin kembali ke masa Rasullullah masih hidup, ketika beliau berdakwah dengan tenang untuk pertama kalinya". Tepatnya di kota Madinah. Sebenarnya aku sempat mengunjungi kota Madinah ketika umroh pada 2011 yang lalu. Aku terkesan dengan Madinah.

Satu tempat yang sangat membuat terkesan adalah Masjid Nabawi. Dimana di mesjid inilah Rasullullah pertama kali berdakwah dengan tenang. Salah satu bagian dari mesjid nabawi yang merupakan bagian yang telah ada sejak masa Rasullullah adalah Raudhoh yang ditandai dengan kubah hijau (dibawahnya adalah lokasi makam Rasullullah) jika kita melihat dari halaman mesjid.

Seperti masjidil haram di makkah, mesjid nabawi ini juga memiliki beberapa pintu. Pintu laki-laki dan pintu perempuan dipisah. Pintu perempuan hanya 2 pintu saja. Setiap pintu dijaga oleh askar. Jamaah dilarang membawa kamera, handphone dan alat komunikasi lainnya jika hendak masuk ke dalam masjid. Hal ini dimaksudkan demi keamanan, diharapkan tidak ada yang memfoto bagian dalam mesjid.

Jika hendak ke mesjid nabawi sebaiknya tidak sendirian. Setidaknya jika tersesat tidak akan kebingungan. Halaman mesjid nabawi luas sekali. Tapi bukan untuk bermain sepakbola tentunya karena lapangan ini ketika maghrib pada hari kamis akan penuh sesak dengan manusia. Madinah berhari libur di hari jumat, sehingga layaknya malam minggu bagi orang Indonesia, dikenal pula dengan malam jumat dan dinikmati di halaman masjid nabawi ini. Keluarga-keluarga dengan anak-anak mereka yang lebih dari satu bermunculan. Di foto-foto ini kami kebetulan sedang di hari kamis menjelang maghrib jumat. Sehingga ramai sekali situasi sore itu.

Di halaman mesjid ini ada payung-payung besar sebagai penahan panas. Sebenarnya lantai marmer yang menjadi lantai halaman mesjid akan menahan panas tersebut hanya saja dengan adanya payung panas matahari siang hari menjadi terhalang. Pada pukul 5 waktu setempat payung tersebut akan menutup secara otomatis.

Di mesjid nabawi kita menggunakan air zamzam untuk berwudu sehingga drum-drum penampungan air zamzam selain bisa kita minum airnya maka sekalian kita bisa berwudu dengan air tersebut, terasa segar sekali. subhanallah!
Merasakan berada di mesjid nabawi tanpa ada Rasullullah saja sudah sedemikian nikmat. Apalagi ada Rasullullah. Ya, aku ingin sekali ke masa Rasullullah masih hidup. Menikmati sore bersama Rasullullah. 

itu kubah hijaunya. Kondisi payung sudah tertutup

itu juga kubah hijaunya. Kondisi payung masih terbuka.


10 komentar:

Una mengatakan...

Hihihi, gak bisa nyolong nyolong bawa kamera, wong askarnya ngeraba-raba sampai bagian yang terlarang ahahaha~ :D
Iya ya,,, gimana rasanya kalau Nabi Muhammad masih hidup :x :x Jadi pengen ke sana juga. :D

Terimakasih mbak, segera kucatat ^^

Anonim mengatakan...

keren ya payungnya, buat nahan panas... gimana kalau hujan? ngumpul gak airnya di payung itu... :D

Ririe Khayan mengatakan...

jadi makin pengen ke sana Mbak....Doain dunk bisa segera ke sana? #Lhoh?

Lidya Fitrian mengatakan...

hiks kapan ya aku bisa kesana

febriosw mengatakan...

Pengen umroh di Bulan Ramadhan. Bismillah semoga bisa nabung. Ntar motivasi di sana ditulis untuk oleh-oleh. Seperti nuansa yang dibawa Mba Puteri ini. Membuat yang baca pengen ke sana.

Sarah mengatakan...

pengen deh rasanya memberangkatkan org tua ke sana :D

rumah kOpi mengatakan...

saya juga pengen ke sana. doain yah, dapat banyak rezeki biar bisa ke sana juga :D

Dav Dmilano mengatakan...

Saleum,
saya juga sangat ingin menjejakkan kaki dan sholat dua rakaat di mesjid Nabawi itu. sungguh merupakan hal yg hebat jika semua itu terkabul

Rahma mengatakan...

aamiin..allahumma amin...

Nia Angga mengatakan...

mupenggg