Lanjutan dari genggaman-tanganmu-3
Ricky
Sepertinya
ini bukan masalah kecil. Bukan hanya permasalahan ada jalanan rusak
akibat banjir. Tapi juga kerusakan otak manusia-manusia rakus peraup
uang yang tak pernah puas.
Pak Roni membelokkan mobil menuju Gedung Kantor Gubernur Sulawesi Utara. Gedung megah dengan nuansa putih. Aku dan kamu turun dari mobil kemudian langsung disambut staf Dinas Pekerjaan Umum Sulawesi Utara. Kita berjalan melewati lobby menuju lift. Keluar lift kita memasuki ruangan gubernur.
"Selamat datang, selamat datang."Ucap Gubernur dengan logat Manado.
Aku menjabat tangan Gubernur dan kemudian mengucapkan,"Senang bisa bertemu dengan Bapak."
Kamu bersalaman juga dengan Gubernur, kemudian kita juga bersalaman dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum yang turut hadir di ruangan tersebut. Aku memperkenalkan namaku dan namamu. Lalu kita dipersilakan duduk.
Setelah kita duduk, pintu terbuka. Staf gubernur yang menyambut kita tadi, ternyata dia yang bernama ibu Lidya, bersama seorang perempuan yang lebih muda dan berkulit putih dengan mata agak sipit datang membawakan teh dan beberapa piring panada dan lalampa. Panada dan lalampa ini keduanya berisi ikan cakalang. Panada sejenis roti berisi ikan dengan bentuknya yang mirip pastel. Sedangkan lalampa adalah lemper khas Manado, ya kukatakan demikian karena sama-sama terbuat dari ketan yang diisi. Lemper berisi ayam, sedangkan lalampa berisi ikan cakalang. Hanya saja bedanya lalampa bentuknya seperti otak-otak, berbungkus daun pisang, panjang dan dibakar. Sedangkan lemper biasanya berbentuk kotak persegi. Aku tahu karena dulu teman satu kos ku ketika kuliah, yang berasal dari Manado, pernah membawakan aku panada dan lalampa.
"Ayo silahkan dicicipi, ini enak sekali. "Kata Gubernur.
"Nama kue ini panada dan lalampa, isinya ikan, adik-adik tidak ada yang alergi ikan bukan? Rugi sekali jika adik-adik alergi ikan." Kepala Dinas PU turut mempersilakan.
Aku mengambil panada. Hmm, sudah lama aku tidak mencicipi kue ini.
"Teman kos saya dulu ketika kuliah ada yang pernah membawakan kue ini pak, saya tahu ini bernama lalampa. Kue ini enak sekali."Kataku.
"Oya, siapa nama temanmu itu? Siapa tahu saya kenal." Tanya Gubernur.
"Gerybaldi Lengkong Pak." Jawabku.
"Waah, dia itu menantu saya, saya sudah curiga dari tadi, dia memang kuliah di Depok. Universitas Indonesia. "Ujar Gubernur.
"Sudah lama saya tidak berkomunikasi dengan Gerybaldi pak, sejak lulus tahun 2005. Kami kehilangan kontak satu sama lain. " Kataku.
"Kapan-kapan akan saya ajak dia kemari. Hanya saja dia sedang berada di Papua. Bekerja di sana sebulan ini." Kata Gubernur.
Basa-basi bagi orang Indonesia suatu keharusan, di setiap tempat di Indonesia. Entahlah aku merasa lega bisa berkomunikasi dengan lancar dan nyaman dengan Gubernur. Tadinya kupikir semua akan kaku. Kulihat kamu masih asyik mendengarkan pembicaraan aku dan gubernur sambil menikmati panada.
"Bagaimana dengan proyek yang akan kita jalankan ini Pak?" Tanyaku kemudian.
"Oyaya, sampai lupa kita akan hal itu, gara-gara kue-kue ini dan si Gerybaldi. Iya saya sebagai gubernur secara bersungguh-sungguh ingin segera memperbaiki jalanan yang rusak akibat banjir bandang. Sungguh kasihan warga kesulitan aksesnya, jalanan jadi macet karena lalu lintas tak selancar dahulu sebelum jalanan rusak. Saya meminta saudara Ricky dan Saudari Linda bisa bekerjasama dengan baik dengan tim dari Pemprov. Untuk selanjutnya biar Kepala Dinas saja yang berhubungan langsung dengan adik-adik." Kata Gubernur.
"Sebagaimana kita tahu tim ini akan bekerja dalam perbaikan beberapa ruas jalan. Antara lain ruas jalan Manado-Tomohon, Airmadidi-Tondano, Manado-Tumpuaan, Tomohon-Kawangkoan serta jalan Ring Road. Kita sudah mempersiapkan anggarannya, dan kemungkinan jika nanti setelah Saudari Linda menghitung ternyata membutuhkan anggaran yang lebih besar bisa direvisi ulang." Ujar Kepala Dinas PU.
"Baik Pak, kapan kita bisa mulai bekerja Pak? Dan apakah tim Pemprov sudah mulai bekerja?" Tanyamu.
"Belum, kami semua belum melakukan apapun. Kami menunggu ahli dari Jakarta yaitu adik-adik berdua. Kami tidak mau salah dalam hal ini dan tidak mau gegabah." Jawab Kepala Dinas PU.
"Karena ini sudah sore lebih baik besok saja pembicaraan kita lanjutkan di Kantor Dinas PU. Adik-adik bisa istirahat dulu, kembali ke hotel." Lanjut Kepala Dinas PU.
Setelah bersalaman dengan Gubernur dan Kepala Dinas PU kita pun undur diri. Kita keluar gedung dengan ditemani Ibu Lidya. Ibu Lidya ini sangat manis walaupun sudah terlihat berumur. Iya mengatakan bahwa dia berharap proyek ini bisa dilakukan dengan bersungguh-sungguh. Masyarakat yang mendapat dampak banjir ini dan ia sangat menyesalkan hal ini.
Hmm, nanti malam aku harus mencari informasi sebanyak-banyaknya di Google tentang banjir di Manado dan latar belakang terjadinya banjir ini. Sepertinya aku harus membicarakan banyak hal dengan kamu.
Bersambung....
*hihi...aku sebenarnya yang harus mencari informasi sebanyak-banyaknya di Google tentang banjir di Manado. :D
Met Weeends temans...
http://puteriamirillis.blogspot.com/p/daftar-isi.html
Sabtu, 08 Maret 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Other Post
- Nikmat Allah Yang Mana Lagi Yang Kau Dustakan
- Read Aloud Challange untuk Gen Alpha
- Gunung Gamalama Ternate Meletus Vs. Teman Seperjuangan di Ternate
- (Bukan) Oh Mama Oh Papa
- Agar Tak Ada Lagi Kesendirian Di Dunia Ini
- Jilbab Putihku...
- The Fiction : No Heart (@break)
- Kegemaran Baru bikin Hampers Box Mukena Royale Premium
- Hujan-Hujanan, Ga Papa Kok, Asalkan....
- Cool and Smart = Konsisten
6 komentar:
Masih bingung mbak maksudnya, sudah baca dua kali nieh..
Wah ini cerita tentang banjir bandang di Sulawesi Utara beberapa bulan lalu ya? Dibawakan dengan rinci, jadi cerita menarik..
baru tau ada kue yang isinya pake ikan, mba pu. enak ya, moga aja suatu saat bisa main ke sana
@Kuliner Balikpapan coba dibaca yang sebelumnya deh...
@giewahyudi iya gie...
@kiky di sana serba ikan banyak ky.
Posting Komentar