Assalamualaikum
Tadi pas pulang abis lembur bareng temenku, kami sempat ngobrol dikit soal bersabar. Bersabar bagi yang belum memiliki anak dan bersabar bagi yang sudah memiliki anak. Dua-duanya harus bersabar.
Kalo belum memiliki anak tentu cara bersabarnya adalah dengan terus berusaha dan berdoa untuk itu. Ada yang harus bersabar 2 tahun, 5 tahun bahkan sampai 13 tahun ada yang baru dikaruniai anak. Begitupun bersabar menghadapi pertanyaan dari orang sekeliling entah keluarga atau teman. Ada mungkin yang empati ga terus nanya, tapi kan ada ya yang nanyaaa terus bahkan sampai menuduh kita sengaja menunda atau bahkan sengaja ga mau punya anak. Cuma bisa sigh deh ya.
Kalo udah punya anak lain lagi. Kita bersabar ya menghadapi segala polah tingkah anak. Kita bersabar mendidiknya. Kita bersabar untuk tidak membully anak kita dengan tidak menjejalinya dengan berbagai doktrin dan ambisi yang mungkin itu semua adalah cita-cita kita di masa lalu yang tidak kesampaian. Padahal anak ga suka dengan semua itu.
Kita juga sabar ketika anak bersebrangan pola pikir nya dengan kita. Huft, kadang ga sadar kan ya. Bikin esmosi jiwa. Tapi yah di situ kayanya kesabaran kita itu diuji. Bisa ga sih mengarahkan anak tanpa membuat dia tertekan.
Umar anakku uda mau SD. Tapi sampai detik ini aku masih meraba-raba bagaimana ia saat ini. Emosinya masih labil, namanya anak 6 tahun setengah. Tapi aku berharap pada 7 tahun nanti di saat dia masuk SD, Umar sudah lebih siap mental dan pikiran.
Sebab kan, namanya sekolah itu ga hanya nerima pelajaran terus pulang kan. Tapi ada sosialisasi di sana. Bagaimana Umar bisa ga ya dia berinteraksi dengan baik ke lingkungannya. Hormat ke guru, baik ke temen, merawat lingkungan, menghargai penjaga sekolah, dll.
Itu semua juga faktor yang membuat anak nyaman di sekolah kan ya. Untuk pelajaran sih sejauh ini Umar sudah lumayan perkembangan nya. Membaca sudah lumayan lancar, meskipun untuk bacaan yang panjang masih harus banyak berlatih. Menulis sudah lumayan, begitupun berhitung. Setidaknya hitungan sederhana sudah bisa.
Umar juga sudah menaruh minat pada percobaan sederhana. Seperti pristiwa tenggelam, terapung.Pada negara di dunia, yang dia suka baca buku pintar bagian bendera dan keterangan negara itu loh. Suka pesawat dan alat berat. Dan menaruh minat pada penemu pesawat, telepon, dll.
Cuma, yah, sekolah tetep kan ya ga hanya pelajaran. Jadinya aku juga nerapin ke anak Learning by process. Ga ada yang instan. Dan aku juga ga mau maksain ini itu ke anak. Mudah-mudahan istiqomah.
Bersabar untuk urusan anak aja ga gampang kan ya. Belum lagi urusan lain kaya masalah kantor lah, urusan domestik keluarga, pertemanan, apalagi hubungan dengan pasangan. Hihihi.
Intinya mah bersabar itu ga cuma teori tapi harus dijalanin. Okeh,okeh. Met bobo temans.
Wassalam
Pu
http://puteriamirillis.blogspot.com/p/daftar-isi.html
Senin, 28 April 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Other Post
- Nikmat Allah Yang Mana Lagi Yang Kau Dustakan
- Read Aloud Challange untuk Gen Alpha
- Gunung Gamalama Ternate Meletus Vs. Teman Seperjuangan di Ternate
- (Bukan) Oh Mama Oh Papa
- Agar Tak Ada Lagi Kesendirian Di Dunia Ini
- Jilbab Putihku...
- The Fiction : No Heart (@break)
- Kegemaran Baru bikin Hampers Box Mukena Royale Premium
- Hujan-Hujanan, Ga Papa Kok, Asalkan....
- Cool and Smart = Konsisten
12 komentar:
Hoahmmmm...dah pagi mbk pu. ....hehe
Kl saya.sabar dalam menunggu momongan hehe....
Betul sekali mbak, bersabar menghadapi anak itu sesuatu banget ya.. ternyata mengerti maunya anak itu susah, karena memang bukan hanya harus mengerti, banyak hal lain yang harus diperhatikan pula, semangat-semangat... :)
sabarnya harus lebih besar kalau udah punya anak ya mbak
emng harus sabar
Waalaikumsalam..
Bener Mbak Pu, semuanya mesti bersabar ya. Aku aja ngadepin sepupu ku ini rasanya harus sabaaaaaarrrr banget.. Adaaaa aja kelakuannya yang bikin naik darah, tapi ya gitu lah. Dipelototin malah pelototin balik sambil pake ekspresi lucu, bikin geli aja. Heheh..
Sama donk ya, sepupu ku Afif juga tahun ini mau masuk SD :D
Bener mak, menjadi orang tua harus banyak sabarnya. Kadang kala kita suka gak sadar, kalo kita sudah menyakiti anak kita. hiks...
iya bener mba..harus bersabar lebih lagi kalau py anak .
iya bener mba..harus bersabar lebih lagi kalau py anak .
dah lama banget ga main kesini mbak..capek urus rumah dan anak hehe tapi bukan mengeluh koq, cuma mau meluruskan punggung, apa hubungannya ya? hihihi
HoOh, mba. Perlu dibarengi dg tindakan untuk implementasi sabar ini.
Semoga kita semua tergolong orang2 yang bersabar ya, Mba Pu. :)
Sama2 harrus bersabar ya mbak. Hahaha.... kadang kallo capek benerin kekacauanrumah, aku ingat sobat blogger yg belum punya anak dan travelling. Xexe...
Sawang sinawang saja. Yg manapun.... sabar dan ikhlas is must.
sabar itu belajar yang ga pernah habis terus aja belajar....
sabar dalam segala hal,jadi sabar yaaa :)
Posting Komentar