Assalamualaikum
Radar diri mulai mencari, disaat lama ia tenggelam...
Terpuruk, tak mengerti dan naif...
Menuruti maunya semua yang datang, hingga terseok-seok seakan pasir yang terbawa ombak.
Jauuuh, hilang, entah kemana tak kembali.
Di ujung daerah entah dimana, membentur karang, berpecah.
Butiran yang kecil, berpisahan, hingga sebutir pun yang tersisa kini.
Lentera cahaya bersinar di timur.
Satu butir itu tetap tak berdaya.
Hanya teronggok pasrah, sendiri.
Menunggu butiran lain datang menemani.
(Puteriamirillis, Desember 2014)
Minggu, 21 Desember 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Other Post
- Blog Quiz : A Story Pudding For Wedding
- Woro-woro Kuis “Poetry Hujan”
- Aku Ingin Menjadi Pendampingmu (Part 3)
- Nikmat Allah Yang Mana Lagi Yang Kau Dustakan
- Pengalaman Pertama Ditugasi Mama Ke Pasar Tradisional
- Tips Merawat Hobi Menjadi Rupiah : Canva Design Microblog
- PR Sebelas
- Not Weekly Photo Challenges: Memasak dan Berkebun
- Senja Ini
- Endorsement for Abi Sabila
6 komentar:
Kesian butir pasirnya :(
Semoga sang butir segera mendapatkan kekuatan untuk berenang bersama arus kembali tanpa harus menunggu
sebutir pasir, sendirian dan kesepian :)
sebutir pasir kasian pasirnya kesepian ..
sebutir pasir yang menyendiri..en Haiiii1 apa kabar Mba Pu? semoga sukses selalu menjelang akhir tahun dan sukses ngeblog lagi :)
Sangat berkesan sekali mas kunjungan saya kali ini ke blog Anda,,,
Posting Komentar