Hai temans semua ketemu lagi dengan Pu. Setelah kemarin Pu posting artikel ini yang di akhir pembahasan ada tentang alergi. Nah kali ini Pu mau khusus bahas soal alergi. Sebelumnya kita lihat dulu video berikut ya.
Hmm...anak adalah berkah bagi orangtua. Namun ada kalanya anak terkena alergi. Alerginya bisa macam-macam diantaranya :
1. Gangguan pernafasan seperti batuk pilek yang sering dan terus menerus, mengi (nafas berbunyi), asma.
2. Gangguan kulit seperti ruam kulit dan eksim.
3. Gangguan pencernaan seperti diare, muntah, sembelit.
Umar anakku yang pertama pernah terkena ruam-ruam di kulitnya. Saat itu aku sudah kepikiran bahwa ia kena alergi. Tapi ternyata setelah aku melakukan konsultasi di Kalcare dan www.cekalergi.com belum tentu saat itu anakku terkena alergi. Karena alergi ditentukan oleh beberapa faktor. Alergi juga berlangsung berulang, tidak berhenti. Bisa jadi Umar saat itu ruam kulit bukan karena alergi tapi karena faktor lain.
Ada dua faktor yang menyebabkan alergi muncul yaitu :
Faktor Genetik Apabila ayah, ibu, atau ayah dan ibu memiliki alaergi maka bakat itu bisa menurun ke anak. Apabila ayah ibu keduanya memiliki alergi maka potensi anak terkena alergi semakin besar.
Faktor Lingkungan. Misalnya udara, makanan, hewan, polusi, serbuk tanaman, obat-obatan, dll.
Dua faktor itu harus ada. Jika tak ada salah satunya maka tidak bisa disebut alergi. Kalo saya pribadi ada alergi di kulit semacam eksim kalo kulit kena bahan detergen yang kandungannya keras. Ibu saya juga begitu. Oleh karena itu kejadian Umar kulitnya ruam-ruam bisa disebut alergi ketika ada faktor lingkungan yang mendukung. Saya menduga faktor hewan, semacam tungau yang menyebabkan Umar kulitnya ruam-ruam. Tapi sampai saat ini belum kambuh lagi penyakitnya bisa jadi karena faktor lingkungannya tak ada. Jadi ya alerginya enggak muncul.
Sebenarnya alergi ini bisa dicegah dan dikurangi dengan cara ketika hamil dijaga benar lingkungan kita, no asap rokok. Apabila kita sebagai orangtua ada bakat alergi upayakan ketika hamil ya dijaga. Jaga kesehatan ibu dan janin. Sesudah bayi lahir maka berilah anak ASI ekslusif untuk menguatkan daya tahan tubuh anak. Seperti yang kita tahu bahwa alergi sangat ditentukan oleh daya tahan tubuh.
Langkah yang bisa ditempuh:
- Cek Risiko : bakat
- Cek Gejala : misal kulit ruam, batuk pilek, asma, dll
- Cek penyebab/alergen : apakah makanan, debu, hewan, dll
Bunda-bunda sekarang tidak perlu cemas jika anaknya ternyata alergi susu sapi. Morinaga yang sejak 2015 mengembangkan Moricare+Prodiges dimana kombinasi antara nutrisi dan stimulasi diupayakan untuk membuat anak mengembangkan multiple inteligence.
Begitupun dengan anak bunda yang berisiko tinggi terkena alergi morinaga memberikan alternatif susu pertumbuhan Morinaga Protein Hidrolisat Parsial (P-HP) berbahan dasar protein susu sapi dengan rantai protein yang lebih pendek dan mudah dicerna sehingga dapat membantu mengurangi resiko alergi. Atau anak bunda yang alerginya muncul setelah minum susu sapi sehingga tidak bisa minum susu sapi ada alternatif susu pertumbuhan Morinaga Soya berbahan isolat protein kedelai.
World Allergy Week merupakan program
tahunan inisiasi World Allergy
Organization (WAO) dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai alergi dan
penyakit lainnya yang terkait, serta menggagas pelatihan
dan sumber daya untuk melakukan diagnosa dan tindakan pencegahan. Berkaitan
dengan World Allergy Week, Kalbe
Nutritionals melalui brand Morinaga, menggagas Morinaga Allergy Week lewat KAMPANYE SEMUA DARI INGIN TAU, yang terdiri dari
3 langkah: TAU-CEGAH & ATASI-SEBAR.
Kali
ini, di bawah tema: ALERGI TETAP
BERPRESTASI, Morinaga Ingin mengajak
para orangtua untuk meningkatkan
kesadaran pentingnya mendapatkan informasi alergi secara benar agar bisa
mendukung Si Kecil yang alergi, untuk tetap berprestasi.
Inisiatif
yang dilakukan Morinaga pada tahun ini adalah dengan memberi kesempatan kepada
para orangtua untuk berkonsultasi kepada para pakar atau dokter anak ahli
alergi dalam bentuk:
·
Coaching Clinic di KALCare
Jakarta
·
Live chat dengan dokter di www.cekalergi.com/AllergyWeek
·
Hospital Parenting
Seminar
·
Radio Talkshow di beberapa kota
Sehingga dengan TAU
mengenai informasi alergi yang tepat,
orangtua diharapkan dapat menCEGAH
dan mengATASI alergi sejak dini.
Selain itu Morinaga mengajak para orangtua untuk ikut berbagi (SEBAR) pengalaman tentang bagaimana
mendukung Si Kecil yang alergi, tetap berprestasi melalui lomba Cerita Celoteh
Cita-cita Si Kecil.
KAMPANYE SEMUA
DARI INGIN TAU - LANGKAH 1: TAU
Morinaga
sadar bahwa langkah pertama bagi Bunda untuk mencegah dan mengatasi alergi anak
adalah dengan terlebih dulu mengenali alergi Si kecil. Dukungan Morinaga
untuk menjawab tantangan langkah pertama ini adalah dengan merilis microsite: www.cekalergi.com dimana setiap
orangtua ataupun calon orangtua, bisa mengetahui risiko Si Kecil menderita
alergi. Sistem ini juga didukung dengan muatan saran, rujukan serta informasi
mengenai nutrisi untuk anak alergi.
KAMPANYE SEMUA
DARI INGIN TAU - LANGKAH 2A: CEGAH
Pada
dasarnya, alergi dapat
diatasi, dan Bunda bisa
mencegah anak mewarisi bakat alerginya. Morinaga dari masa ke masa, secara
konsisten melakukan edukasi mengenai alergi mulai dari pemahaman, pencegahan
dan solusinya, agar Si Kecil yang menderita alergi, bisa tetap tumbuh secara
optimal. Rangkaian
kegiatan edukasi “Pastikan Alergi Tidak
Menghambat Potensi Si Kecil” untuk para orangtua yang berjalan sejak tahun
2012 lalu hingga kini, merupakan seminar nasional sebagai bentuk dukungan
Morinaga kepada Bunda ataupun calon Bunda, agar bisa memahami fakta mengenai
alergi dan membantu mengatasi alergi Si Kecil.
Secara umum, CEGAH
sebagai langkah kedua, terdiri dari 4 kunci utama:
1.
Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama sangat
membantu perkembangan sistem kekebalan tubuh dan metabolisme Si Kecil.
2.
Hindari paparan rokok selama hamil dan menyusui.
3.
Menunda pemberian telur, ikan, susu sapi, dan alergen
lainnya dalam menu makan Si Kecil, merupakan cara yang baik untuk mencegah
alergi.
4.
Pemberian susu formula Protein terhidrolisat Parsial (P-HP) untuk
bayi-bayi yang tidak bisa mendapatkan ASI.
KAMPANYE SEMUA
DARI INGIN TAU - LANGKAH 2B: ATASI
ATASI untuk bayi dan anak yang mendapatkan
susu formula dan ternyata alergi terhadap protein susu sapi adalah dengan
menghindari protein susu sapi yang utuh dan sebagai penggantinya, bisa
diberikan formula hidrolisat penuh, formula asam amino atau formula isolat
protein kedelai (soya). Kunjungi website www.cekalergi.com untuk informasi dan kebutuhan nutrisi anak alergi.
KAMPANYE SEMUA
DARI INGIN TAU - LANGKAH 3: SEBAR
SEBAR sebagai langkah
terakhir, menjadi salah satu langkah terpenting dalam menyebarluaskan
informasi yang tepat khususnya mengenai alergi pada Si Kecil, agar sedini
mungkin dapat dilakukan pencegahan dan penanganan yang tepat. Harapannya, bagi
yang sudah memahami tahapan KAMPANYE SEMUA
DARI INGIN TAU ini, bisa membantu menyebarkan informasi mengenai langkah
awal dalam mengatasi alergi.
TENTANG ALERGI
RISIKO
ALERGI PADA ANAK
Penyakit
alergi seperti asma, rhinitis alergi, alergi makanan, dermatitis atopik serta
alergi protein susu sapi merupakan
merupakan alergi tipe atopi yang paling banyak diderita. Faktor risiko dari
perkembangan alergi dapat berasal dari faktor genetik keluarga yakni keluarga
dengan riwayat positif atopi. Jika kedua orang tua tidak memiliki alergi maka
risiko alergi yang diturunkan, hanya sebesar 5 sampai 15%. Jika dalam keluarga
memiliki satu saudara kandung yang positif alergi, maka risiko alergi yang
diturunkan sekitar 25 sampai 30%. Sementara itu, jika salah satu orang tua
memiliki alergi maka risiko alergi yang diturunkan sebesar 20 sampai 40% dan
jika kedua orang tua memiliki riwayat alergi maka risiko alergi yang diturunkan
sebesar 40-60%. Akan tetapi, risiko tersebut meningkat hingga 80 % bila kedua
orangtua menderita alergi yang sama.
PENGARUH
PENGENALAN MAKANAN PADAT PADA BAYI
Lalu
bagaimana dengan pengenalan makanan padat pada bayi? Waktu pengenalan makanan
padat yang tidak tepat, berpengaruh terhadap perkembangan penyakit alergi.
Pengenalan makanan padat secara dini sebelum usia 3-4 bulan dapat menjadi
faktor risiko alergi. Jadi kapankah pengenalan makanan padat yang tepat bagi
bayi? Pada kelompok berisiko alergi, penelitian menunjukkan bahwa pengenalan
makanan padat pada usia 4-6 bulan dapat menurunkan kejadian alergi. Jadi,
rekomendasi upaya pencegahan alergi adalah pemberian ASI eksklusif dan
pengenalan makanan padat pada usia 6 bulan.
Secara
umum, tindakan pencegahan alergi harus dilakukan sejak usia dini agar tumbuh
kembang anak tidak terganggu. Poin
penting yang harus ditekankan adalah bahwa pencegahan primer alergi
merupakan tindakan yang paling penting. Pencegahan penyakit alergi seperti
asma, rinitis alergi, alergi makanan dan dermatitis atopik, menjadikan tumbuh
kembang anak lebih optimal. Tindakan preventif ini mencakup tidak adanya
restriksi diet selama masa kehamilan serta setelah melahirkan, dengan pemberian
ASI eksklusif selama minimal 6 bulan dan tidak ada restriksi diet. Jika
pemberian ASI tidak dimungkinkan, maka dapat diberikan susu formula hidrolisat.
TATA
LAKSANA ALERGI SUSU SAPI
1. Nutrisi
1.1. Prinsip utama
terapi untuk alergi susu sapi adalah menghindari (complete avoidance) segala bentuk produk susu sapi tetapi harus
memberikan nutrisi yang seimbang dan sesuai untuk tumbuh kembang bayi/anak.
1.2. Bayi dengan ASI
eksklusif yang alergi susu sapi, ibu dapat melanjutkan pemberian ASI dengan
menghindari protein susu sapi dan produk turunannya pada makanan sehari-hari.
ASI tetap merupakan pilihan terbaik pada bayi dengan alergi susu sapi.
Suplementasi kalsium perlu dipertimbangkan pada ibu menyusui yang membatasi
protein susu sapi dan produk turunannya
1.3. Bayi yang
mengonsumsi susu formula:
1.3.1. Pilihan utama
susu formula pada bayi dengan alergi susu sapi adalah susu hipoalergenik. Susu
hipoalergenik adalah susu yang tidak menimbulkan reaksi alergi pada 90% bayi/
anak dengan diagnosis alergi susu sapi bila dilakukan uji klinis dengan
interval kepercayaan 95%. Susu tersebut mempunyai peptida dengan berat molekul
< 1500 kDa. Susu yang memenuhi kriteria tersebut ialah susu terhidrolisat
ekstensif dan susu formula asam amino. Sedangkan susu terhidrolisat parsial
tidak termasuk dalam kelompok ini dan bukan merupakan pilihan untuk terapi
alergi susu sapi.
1.3.2. Formula susu
terhidrolisat ekstensif merupakan susu yang dianjurkan pada alergi susu sapi
dengan gejala klinis ringan atau sedang. Apabila anak dengan alergi susu sapi
dengan gejala klinis ringan atau sedang tidak mengalami perbaikan dengan susu
terhidrolisat ekstensif, maka dapat diganti menjadi formula asam amino. Pada
anak dengan alergi susu sapi dengan gejala klinis berat dianjurkan untuk
mengonsum formula asam amino.
1.3.3. Eliminasi
diet menggunakan formula susu terhidrolisat ekstensif atau formula asam amino
diberikan sampai usia bayi 9 atau 12 bulan, atau paling tidak selama 6 bulan.
Setelah itu uji provokasi diulang kembali, bila gejala tidak timbul kembali
berarti anak sudah toleran dan susu sapi dapat dicoba diberikan kembali. Bila
gejala timbul kembali maka eliminasi diet dilanjutkan kembali selama 6 bulan
dan seterusnya
1.4. Apabila susu
formula terhidrolisat ekstensif tidak tersedia atau terdapat kendala biaya,
maka sebagai alternatif bayi dapat diberikan susu formula yang mengandung
isolat protein kedelai dengan penjelasan kepada orang tua kemungkinan adanya
reaksi silang alergi terhadap protein kedelai pada bayi. Secara keseluruhan
angka kejadian alergi protein kedelai pada bayi berkisar 10-20% dengan proporsi
25% pada bayi dibawah 6 bulan dan 5% pada bayi diatas 6 bulan. Mengenai efek
samping, dari beberapa kajian ilmiah terkini menyatakan bahwa tidak terdapat
bukti yang kuat bahwa susu formula dengan isolat protein kedelai memberikan
dampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan, metabolisme tulang,
sistem reproduksi, sistem imun, maupun fungsi neurologi pada anak
1.5. Pada bayi
dengan alergi susu sapi, pemberian makanan padat perlu menghindari adanya
protein susu sapi dalam bubur susu atau biskuit bayi.
1.6. Susu mamalia
lain selain sapi bukan merupakan alternatif karena berisiko terjadinya reaksi
silang. Selain itu, susu kambing, susu domba dan sebagainya tidak boleh
diberikan pada bayi di bawah usia 1 tahun kecuali telah dibuat menjadi susu
formula bayi. Saat ini belum tersedia susu formula berbahan dasar susu mamalia
selain sapi di Indonesia. Selain itu perlu diingat pula adanya risiko
terjadinya reaksi silang.
3 komentar:
Alergi gak boleh jadi alasan untuk menghambat prestasi, ya :)
Aku punya alergi debu dan dingin, mb pu. Bikin sesak napas trus asmanya kambuh. Tapi udah jarang skrg. Asal bawa tisu kemana-mana buat jaga2 klo pas di luar ruangan kena asap dan debu beterbangan yg bikin batuk.
Halo,Pu, bunda kemana aja ya selama ini, koq gak pernah jalan-jalan ke blognya Pu yang sarat pengetahuan ini. Postingannya bagus-bagus, Pu.
Posting Komentar