Jumat, 14 Oktober 2011

(Fiksi) Cinta

Tersenyum aku dengan perasaan ku di hari ini, hujan ini membuat dingin, sungguh! Ya Robbana, rasanya diri ini sudah terlalu jauh dalam kesalahan yang tak kutahu letak kesalahannya di sebelah mana. Teruntai sebuah kisah tanpa bisa kucegah kisah yang mana saja yang seharusnya kutayangkan dan kisah yang mana yang seharusnya kutahan. Tahukah kau wahai kawan, mengapa harus ada kepalsuan di dunia ini jika kita bisa memberi kejujuran. Walau kita semua juga harus tahu mana kejujuran yang benar-benar harus diwujudkan dan mana yang harus ditahan atau disembunyikan. Entah apa dan bagaimana, feel something full ?


Seorang perempuan belasan tahun dengan kegundahan hati yang tersirat di bening matanya yang menangis. Ah, cinta. Apakah ini harus kujelaskan lagi dalam sebuah kalimat yang sungguh ga penting? Ketika kau pergi dan tak lagi mengisi hari yang sungguh indah. Deru ombak semakin dekat dengan pantai berpasir kecoklatan ini, dan busa-busa itu mengenai kaki si perempuan. Hatinya gerimis saat itu, lelakinya pergi tanpa ada alasan yang bisa memberi daya masuk akal baginya. Cinta itu tetap ada katanya, namun ia harus pergi. Cinta, apakah penting sebuah cinta? ketika dua orang yang menikah saja bisa tanpa cinta di hati mereka, lalu apakah kita akhirnya harus mempertahankan cinta yang mungkin dianggap tak ada ini.


Benar cinta adalah sesuatu tanpa benda, ia hanyalah sebuah rasa yang tak terlihat dan mungkin tak ada jika tak diwujudkan dalam kata, kalimat baik tulisan maupun ucapan. Lalu sebenarnya apa makna cinta? Perempuan itu terus menangis dan menangis, apakah ini yang dinamakan cinta? ketika ia dipangkas justru bertambah rasa di dada, bertambah ingin untuk bertemu, bertambah gundah dan rasa di hati. Apakah ini yang dinamakan cinta jika tangisan selalu mengiringi langkahnya, jika kebahagiaan justru ada ketika diri merasa ah ini adalah kebahagiaan baginya, ya dengan perpisahan ini ia bahagia, why not? Apakah ini yang disebut cinta ketika ia tak ada maka rasa itu tak hilang, namun kerinduan itu selalu ia jaga. Seperti tak ingin pergi atau sejenak beristirahat mengatasi lelah. Apakah ini yang disebut cinta jika justru ia menganggap semua adalah ujian dan tempaan agar cinta itu justru selalu ada, layaknya tempaan besi dengan api panas yang membuatnya lebih bermanfaat. Perempuan itu bermain-main dengan pasir di kakinya yang bukannya semakin sedikit justru semakin bertambah banyak. Seperti juga cinta yang semakin ditelusuri bukannya makin hilang justru makin mendalam. Ya, ia belajar mencintai dengan sepenuh hatinya. Ketika ia melihat kekasihnya bersama yang lain dengan senyum justru itu membuat hati bahagia, ya seorang yang dicintai bersama dengan mereka yang laki-laki itu cintai, tak apa dan tak mengapa.

bersambung cinta bagian 2

baca juga daftar isi

13 komentar:

Honey mengatakan...

cinta cinta cinta di mana di mana di mana :)

yustha tt mengatakan...

uhuk... :(

meilya dwiyanti mengatakan...

Love is in the air...

Love Love Love

putiL mengatakan...

i like it mbak... hehehe.a. ditunggu sambungannya :)

Amy mengatakan...

oh bersambung tentang cintanya

irma rahadian mengatakan...

cinta....
kadang suka kadang duka...
cinta palsu, janji palsu, alamat palsu jg ada....
semua berhubungan dengan cinta....
di tunggu cerita selanjutnya mb...;)

Artineke A. Muhir mengatakan...

jago fiksi juga ya ternyata...lanjutkan ;)

Anonim mengatakan...

cinta itu menyembuhkan.. kadang menjadi candu..(HALAHH.. apaan sih..)hehe.. keren mbak puteri tulisannya.. ok saatnya baca part 2 nya

Lidya Fitrian mengatakan...

cinta oh cinta :)

Lyliana Thia mengatakan...

Aduh apakah cinta seperti itu? tapi itu kan menyakitkan...

Zulfadhli's Family mengatakan...

Dear.

ini kayak cerbung yaaa..... materi yang tak lekang di makan usia..... ide yang abadi di bicarakan.... dengan berjuta aspek and angle....


regards.
... Ayah Double Zee ...

Nia mengatakan...

wah Mbak Pu udah mulai menulis fiksi nechh.....kalo udah dibukukan bagi2 yach hehehe....

cinta emang topik yang ngga ada habisnya...

Una mengatakan...

Lanjuttt ke Cinta 2 ah, hehehe~