Bersambung dari gadis kecil di tepi pantai harlem.
Kami pun menempuh perjalanan selama 2 jam lagi melewati Distrik Depapre yang jalanannya berkelok menembus gunung. Ya, jalan-jalan di kota Jayapura dibuat dengan mengikuti alurnya, pegunungan yang masih asli. Jadinya jalanan itu berkelok dan turun naik mengikuti kontur tanah. Selama perjalanan pulang ke pusat kota Jayapura aku tertidur. Cape setelah perjalanan 7 jam dengan pesawat dan perjalanan ke pantai harlem membuatku mudah tertidur di perjalanan. Mobil terus bergerak membawa kami ke pusat kota.
Sesampainya di pusat kota Pak Yohanes dan istrinya menawarkan makan pisang goreng plus Sarabba (semacam bandrek khas Makassar) di warung mereka yang bernama Soul Cafe dan terletak di Jalan Abepura. Unik sekali penyebutan cafe yang ternyata sebutan masyarakat Jayapura untuk warung tenda. Bapak dan Ibu Yohanes pun melayani kami, mempersiapkan sendiri pisang goreng dan Sarabba yang sudah matang di meja. Ternyata pisang goreng itu memiliki keunikan karena dimakan dengan sambal yang resepnya sungguh maknyus sekali (resep rahasia katanya). Sebenarnya Aku sendiri tak begitu heran dengan pisang yang dicocol sambal sebab di Ternate tempat Aku dinas setahun dulu itu ada hidangan ringan berupa sambal yang dicocol sambal. Bedanya di Ternate pisang nya itu masih pisang muda sehingga tak berasa ketika dimakan seperti rasa singkong saja, masih cocok dengan sambal. Tapi pisang goreng di Jayapura unik, karena pisang gorengnya memakai tepung dan manis sedang. Kalau di Jawa kita makan pisang goreng pake sambal rasanya kan aneh ya...tapi di Jayapura kok enak-enak saja. Unik! Saraba yang dibuat oleh Bu Yohanes juga sungguh nikmat. Setelah seharian cape di perjalanan lalu meminum Saraba yang berasa sekali jahenya ini sungguh nikmat sekali.
ini loh penampakan sambal nikmat itu....maaf ya gorengannya udah abis, mau tissu? |
ini dia Sarabba dan pisang goreng yang dimakan dengan cocolan sambal |
Ibu Yohanes (kaos hitam), chika (berjaket), mbak Iin (berjilbab putih, temanku ke papua) |
adf.ly
7 komentar:
pisang goreng di cocolke sambal jadi kaya pisang goreng asam manis ya hehehe
maksdx mungkin sarabba, bkn saraba..., klo gk salah minuman khas dr makassar :), lalu sambalx klo gk salah diisitilahkan 'colo-colo', istilah ini juga dr Papua :)
seperti di Manado dan makasar ya Mbak
makan pisang goreng dicocol sambal.
enak juga kok
Saraba, kata baru untukku ^^
Ih, postingan isinya makanan terus deh Pu.. >O<
Wah, sarabba..
udah sering dengar cerita teman2 yg pernah nyoba..sering liat warungnya juga di jalan2..tapi belom pernah nyobain..hehehe
wah..kalo Saraba saya baru mengenalnya di Bontang yang ternyata memang kuliner dari Makassar...
kalo pisang dicocol sambal saya pernah mencoba di Tarakan mba...hehehe
ternyata hidangan di penjuru Nusantara hampir sama yah..
:)
Posting Komentar