Chapter 1
Langkah
kakinya cepat mengejar bus yang beranjak menjauh...
Hup,
kakinya mencapai bibir pintu bus. Untung ga jatuh.
“Ayo
neng cepat ada polisi di depan!”, teriak kondektur.
“Iya
pak”, hup dengan satu hentakkan kedua kakinya benar-benar berada di dalam bus
saat ini.
Huh,
dengan cepat Dee melangkah masuk ke dalam. Sudah penuh sesak orang disana.
Keringat penumpang bercampur dengan bau asap rokok.
Ah,
salahnya sendiri meniatkan diri naik bus non AC yang penuh penumpang itu.
Supaya hemat. Tapi akhirnya seperti ini yang didapat. Baju kantor Dee jadi
berubah harumnya, tadi pagi masih berbau harum molto sekarang sudah berubah
menjadi wangi keringat dan debu.
Hm,
apa yang harus dilakukan dengan baju ini. Mana Aku ga bawa parfum. Salahku juga
jadi orang terlalu tomboy dan tak suka memakai parfum. Entah apa anggapan
orang-orang di kantor nantinya. Mungkin mereka akan berpikir, nih cewek
mendingan ke pasar aja daripada kerja di kantor. Lebih pantes.
Deru
bus melaju kencang. Aku tetap berdiri, sepertinya tak ada yang mau bertukar
tempat denganku. Lihatlah orang-orang itu, ada yang sedang tertidur, ada yang
sedang membaca, ada yang sedang main hape, ada yang sedang mendengarkan lagu
dengan headset di kepala sambil kepalanya bergoyang-goyang pula.
Tiba-tiba
pengamen pun menaiki bus, dan genjreng-genjereng mulai menyanyikan lagu.
serapuh kelopak sang mawar
yang disapa badai
terselimutkan gontai
yang disapa badai
terselimutkan gontai
saat aku menahan sendiri
diterpa terluka oleh senja
diterpa terluka oleh senja
semoga sang mawar dijaga
matahari pagi bermahkotakan embun
saat engkau ada di sini
dan pekatku berakhir sudah
matahari pagi bermahkotakan embun
saat engkau ada di sini
dan pekatku berakhir sudah
reff:akhirnya ku menemukanmu
saat ku berpeluk dengan waktu
beruntung aku menemukanmu
jangan pernah berhenti memilikiku
hingga ujung waktu
saat ku berpeluk dengan waktu
beruntung aku menemukanmu
jangan pernah berhenti memilikiku
hingga ujung waktu
setenang hamparan samudera
kicauan burung camar
takkan berhenti bernyanyi
kicauan burung camar
takkan berhenti bernyanyi
saat aku berkhayal denganmu
dan janji pun terakhir sudah
dan janji pun terakhir sudah
reff2:jika kau menjadi istriku nanti
pahami aku saat menangis
saat kau menjadi istriku nanti
jangan pernah berhenti memilikiku
hingga ujung waktu
pahami aku saat menangis
saat kau menjadi istriku nanti
jangan pernah berhenti memilikiku
hingga ujung waktu
Lumayanlah
lagu itu membuatku sedikit menikmati suasana bus ini. Aku pun memberikan uang
seribuan kepada pengamen tersebut. Dan segera bersiap untuk turun. Tosari pak!
Hup,
aku pun turun.
Melangkah
kaki ke jembatan penyeberangan yang berisik dengan bunyi langkah kaki
orang-orang yang berangkat bekerja, sama seperti diriku. Langkah mereka
terburu-buru. Seolah khawatir akan telat tiba di kantor. Aku pun memburu waktu.
Huf 15 menit lagi menuju pukul 08.00 WIB setelah itu mesin absent akan mencatat
kita sebagai pegawai yang telat masuk kantor.
Aku
sedikit mempercepat langkahku dan akhirnya harus berlari ketika didapati waktu
menunjukkan 5 menit menuju pukul 08.00 WIB. Tidaaak! Aku harus absen. Terbayang
wajah killer pak Roni jika mengetahui aku telat. Apalagi aku anak baru.
Cepat
kumelangkah ke dalam lift menuju lantai 3 tempat dimana Terengah-engah aku
ketika sampai di mesin absen, waktu saat itu menunjukkan 3 menit lagi menjelang
pukul 08.00 WIB. Huf akhirnya aku bisa lega ketika jariku terdeteksi oleh si
mesin absent. Dan menyatakan bahwa aku sudah absent. Hadir!
Langkahku
ku pun berubah menjadi pelan, dan itu kulakukan ketika pak Roni tiba-tiba ada
di depanku.
“Pagi
pak”, kataku.
“Pagi
Dee, bagaimana kerjaan dari klien kemarin sore sudah kamu tangani Dee?”, Tanya
pak Roni.
“Belum
pak”, jawabku dan aku sedikit menyesal menjawab seperti itu.
Aku
pun berlalu setelah sebelumnya mengucapkan permisi pada pak Roni. Di ruangan sudah ada Si centil Sisi di meja
kerjanya, apalagi yang dilakukan selain berdandan. Di sudut Rizal sedang sibuk mengerjakan
sesuatu, mumpung ruangan masih kosong entah pada kemana ya senior-senior itu
mungkin sedang sarapan di kantin atau memang sedang ada sidang pagi. Tinggalah
kami para junior baru yang berjumlah 3 orang Aku, sisi dan Rizal tertinggal di
kantor ini.
Junior
baru, ya itulah istilahnya untuk para fresh graduate seperti kami ini. Sebuah
istilah yang membuatku sebal terus terang. Memangnya dikira kami apaan? Kami
yang muda-muda ini juga bisa melakukan yang lebih baik dari kalian jika kami
diberi kesempatan. Tapi ini apa, sudah 2 bulan kami disini belum juga kami
diberi kesempatan. Sungguh membosankan. Pekerjaan kami hanyalah menerima tamu
daan calon klien, menerima kasus mereka dan mencatatnya di buku besar. Sambil
menunggu ruangan kosong ini. Memang sih kami diminta juga untuk mengarsip dan
menyiapkan bahan-bahan sidang para senior tapi ya hanya sebatas itukah?
Mereka
ga tau perjuangan kami di kampus perjuangan, bagaimana kami harus berkejaran
dengan dosen, ikut menangani kasus di LBH kampus, hingga ikutan memantau
persidangan. Bukankah semuanya itu sudah lebih dari cukup untuk membuat kami
memiliki cukup pengalaman. Fresh graduate bukan berarti tak punya kemampuan
bukan?
“Hai
Dee, ngapain bengong aja disitu? Sini aja, kita gossip”, ajak Sisi.
“eh,
nggak sis, gue ga bengong kok. Cuma bosen aja ama suasana kerja kaya gini,
kerja di lawfirm Cuma jadi administrasi”, jawab Dee sambil melangkah ke tempat
Sisi.
“Ah,
iya lama-lama gue juga bisa gila nih”, jawab Sisi.
“Iya,
tapi kita harus bagaimana ya? Mau diomongin ke pak Roni kira-kira nanti salah
ga ya?”, kata Dee.
“Salah!”,
jawab Rizal tiba-tiba ngasal.
“Ah,
lo aja yang penakut kali Zal”, jawab Dee.
“Nggak
lah, gue mah ga takut tapi ini kan soal kredibilitas kita sebagai karyawan baru
Dee, ga pantes ah belom apa-apa udah nuntut macam-macam”, kata Rizal.
“Iya
juga sih ya Zal, lagian di kantor ini ga ada tenaga administrasi, mungkin
memang junior baru yang ditugasi hal-hal administrasi”, kata Sisi.
“Ya,
bener juga sih lo semua, tapi gue masih penasaran banget pengen diijinin ikutan
sidang. Paling enggak lihat keadaan dahulu kan”, Dee berujar.
“Tapi
sampai kapan semua ini?”, gerutu Dee.
“Kalo
katanya mas Adi sih bisa sampai setahun”, jawab Rizal.
“Haaah,
yang bener aja”, Dee kaget.
“Tapi
tergantung juga sih, semua ga bisa dijadwalkan”, jawab Rizal lagi.
“ah,
kalo gue sih yang penting gue enjoy aja”, kata sisi sambil menyemprotkan
parfum.
Dan
ruangan pun mewangi seketika membuat Rizal dan Dee menjauh dari Sisi karena
wangi parfum nya menyengat ketika pertama kali disemprot.
Mereka
pun kembali ke rutinitas masing-masing. Dee dengan kerjaannya menyusun
kasus-kasus klien dan menjabarkannya beserta berkas-berkas yang sudah ada
sebagai administrasi awal, Sisi membuat resume hasil-hasil sidang setiap
harinya dan Rizal mengolah data awal untuk menjadi bahan bagi senior untuk
sidang.
Pekerjaan
mereka sebenarnya mengasyikkan dan tidak terlalu administrasi sekali sebenarnya
tapi karena hanya dilakukan di kantor membuat mereka cukup bosan, mereka ingin
keluar kantor.
Sejenak
ruangan itu sepi senyap. Hingga saat pak
Roni masuk ke ruangan. Dan menanyakan ini itu.
“Bagaimana
dengan tugas kalian? Ada kesulitan?”, Tanya pak Roni yang biasanya akan kami
jawab hanya dengan senyuman kecuali jika memang ada hal-hal yang harus kami
tanyakan. Tapi untuk kali ini kami merasa tak ada pertanyaan yang harus
diajukan.
Pak
Roni pun meninggalkan ruangan staf dan segera menuju ruangannya.
***
Di
ruangannya Pak Roni terkesiap dengan email yang dikirimkan oleh seorang calon
klien kepadanya. Email itu mengabarkan bahwa calon kliennya itu akan ke kantor
sore ini dan akan membicarakan sebuah kasus penting. Kasus pembunuhan berantai
terhadap sebuah keluarga kaya raya yaitu keluarga Richard yang tinggal di
daerah Menteng. Kepala keluarga yaitu Bapak Richard meninggal karena racun
seketika ketika ia sedang memparkir mobil ke rumahnya, istri Bapak Richard
ditembak oleh seseorang ketika ia baru keluar dari sebuah salon di daerah Blok
M, anak pertama Bapak Richard mati diracun obat yang dituang ke minumannya di
kantin kampusnya di daerah Depok, sedangkan anak kedua Bapak Richard ditembak
ketika ia baru keluar dari sekolahnya suatu siang yang terik. Hanya itu kabar yang baru ia dengar dari
seorang calon kliennya itu. Calon kliennya itu adalah orang kepercayaan Bapak
Richard di perusahaan miliknya yang sudah beromset dan memiliki keuntungan
trilyunan rupiah itu.
Seketika
Pak Roni sibuk memikirkan emailnya itu. Benarkah email itu? Ataukah itu hanya
SPAM. Akhir-akhir ini memang banyak sekali email-email SPAM masuk ke emailnya.
Entahlah apakah memang kondisi dunia maya sedang kacau saat ini sehingga mudah
sekali email SPAM yang masuk ke inbox emailnya. Email SPAM yang lalu biasanya
hanya mengirimkan kasus sesuatu hal yang kadang sangat bombastis dan tidak
masuk akal. Ia tak mau ditipu lagi dengan email SPAM, yang lalu ia sudah
menyiapkan banyak hal sebagai bahan pembicaraan dengan calon klien namun calon
klien tak pernah datang di tempat yang dijanjikan. Terkadang malahan ia sudah
menyiapkan tempat di sebuah rumah makan mewah, namun apa dikata itu hanya
bualan belaka. Dan akhirnya ia harus menghabiskan uang sekian ratus ribu rupiah
membayar hidangan dan tempat di sebuah rumah makan mewah hanya untuk sebuah
kebohongan.
Untuk
pertemuan dengan calon klien kali ini ia tidak akan mempersiapkan apapun
sebelum semua jelas. Kebetulan juga calon kliennya tak meminta harus di suatu
tempat yang istimewa, cukup di kantornya saja. Jadilah ia hanya perlu menunggu
calon klien di kantor saja.
***
Sementara
di ruangan staf yang saat itu mulai ramai kembali dengan junior dan senior yang
lebih lama masa kerja di kantor itu menjadikan suasana menjadi riuh rendah. Ada
yang diskusi tentang hasil sidang, sedang mengetik dengan mesin ketik manual
yang bunyinya ctek, ctek itu. Ada yang sedang mengetik surat-surat bahan sidang
di depan computer, ada yang membalas email klien, membaca buku peraturan,
sampai ada yang sedang menonton film-film sidang dari luar negeri hanya untuk
mempelajari cara-cara yang tepat menghadapi hakim di sidang esok hari. Kasus yang mereka hadapi sehari-hari memang
beragam, mulai dari kasusnya seorang pejabat yang dituduh sebagai koruptor di
perkebunan milik Negara, kasus cerai sepasang artis, kasus yang berhubungan
dengan hak cipta, kasus ganti rugi yang dihadapi oleh sebuah perusahaan yang
mencapai milyaran rupiah, dll. Semua itu membuat suasana ruangan riuh rendah.
Seru sekali keliahatannya. Si Japri, seorang office boy di kantor hukum itu
sampai geleng-geleng kepala setiap hari melihat suasana yang seperti itu setiap
hari dari pagi hingga malam hari bahkan terkadang ada yang hingga pagi
menjelang kembali.
“Dasar
orang-orang edan”, katanya di dalam hati tentunya.
Senior-senior
yang sedang diskusi seru sekali.
“Kira-kira
bagaimana tanggapannya jika hakim akan mengatakan bahwa ganti rugi PT. Maha
Karya, Tbk akan sebesar 30 Milyar rupiah, kita kan mengharapkan ganti rugi itu
ditekan seminimal mungkin, pling enggak 10 milyar lumayan kan berkurang 20
milyaran rupiah”, kata Pak Joni.
“Iya
pak, sepertinya penuntut umum sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk
melawan kita esok hari”, jawab Mas Boy.
“Makanya
kita harus terus maju, jangan gampang menyerah jika ditekan. Yang utama adalah
kekuatan hukum kita jangan sampai salah”, jawab Pak Hari.
“Yah,
dari segala aspek memang sebenarnya ini masalah kesepakatan dengan pihak yang
diganti rugi pak, apakah mereka mau bekerja sama. Tapi yah, siapa juga yang mau
mengalah jika urusannya sudah mennyangkut uang.
Di
sudut Dee pusing dengan omongan senior-seniornya yang kadang ga jelas itu.
Sementara di mejanya menumpuk berkas-berkas yang harus ia telaah.
7 komentar:
Wah sebuah kisah yang berbau detektif nih kayaknya. Tapi emang kalau fresh graduate itu biasanya training dulu sampai 6 bulan sih.
wow... cerita misteri nih kayaknya... ditunggu lanjutannya mba Pu. :)
Apa khabar Pu? Ada jambore lho di BlogCamp :)
salam gan ...
menghadiahkan Pujian kepada orang di sekitar adalah awal investasi Kebahagiaan Anda...
di tunggu kunjungan balik.nya gan !
Yeaaaah, enjoy aja! :D
wah seru nih cerita ttg fresh graduate-nya mi, ditunggu lanjutannya ya mi :)
salam gan ...
menghadiahkan Pujian kepada orang di sekitar adalah awal investasi Kebahagiaan Anda...
di tunggu kunjungan balik.nya gan !
Posting Komentar