Assalaamu'alaikum Wr.Wb.
Hai apa kabar teman semua? Bagaimana kabarmu hari ini?
Tak terasa waktu berlalu, masa berganti dan perjalanan telah berada pada saat ini. Alur hidup manusia seperti itu. Bahagia, sedih, ujian, semua selalu hadir dan akan senantiasa hadir. Siapa bilang hanya diri kita sendiri yang merasakan sakit, sedih, takut.
“Maka sungguh benar-benar akan kami uji kalian dari sedikit rasa
takut dan lapar, kekurangan harta benda, jiwa, dan buah-buahan. Dan
berikanlah kabar gembira bagi orang orang yang bersabar. Yaitu
orang-orang yang ketika ditimpa musibah maka mereka mengucapkan
Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan kepada Allah lah kami akan
kembali.”
Allah selalu begitu, ia akan memberikan ujian kepada manusia. Ujian akan menguji manusia, sejauh mana ia bertahan, sejauh mana ia istiqomah, sejauh mana ia mendengar hatinya, hati nurani, listen to your heart.
Seringkali pula kita mengeluh, ini itu. Masalah pekerjaan, masalah keluarga, masalah teman, dll. Seperti aku yang seringkali mengeluh, kenapa sih aku ga dapat tanggung jawab seperti yang lain, kenapa aku jarang diberi tugas ini itu, kenapa aku begitu-begitu saja di kantor. Aku pun berbicara pada suami, sharing permasalahan di kantor. Sekedar ingin mendapatkan masukan, dan ternyata menurut suamiku...seharusnya kamu bersyukur, dengan gaji yang sama dan nominalnya lumayan besar tapi tugasnya tidak begitu menyibukkan. Sehingga kamu bisa tetap mengurus rumahtangga dan anak-anak meskipun tetap harus dibantu pengasuh anak-anak. Kalo di swasta ya pu nominal gaji segitu itu sudah diperas oleh kantor, pekerjaan numpuk, seringkali harus lembur hingga larut malam. Contohnya tetangga sebelah rumah yang memang seorang wanita karir dengan anak 1 orang dan seringkali harus pulang malam dan paginya sudah pergi lagi. Mana sempat ia bertemu anaknya, wong anaknya sudah tidur ketika ia pulang.
Kata suamiku lagi. Kamu juga naik bus kantor, tak perlu berdesak-desakan di bus umum. Desak-desakan itu kan juga menyebabkan cape di badan dan pikiran. Kalo di bus kantor bisa tidur di perjalanan lumayan untuk menyegarkan badan dan pikiran sebelum pulang ke rumah. Seperti status FB teman suami yang mengeluh karena waktunya habis di perjalanan menuju dan pulang ke rumah karena memakai bus umum.
Aku tertegun, bener juga yaaa...
Aku terlalu banyak mengeluhkan hal-hal remeh. Kalo kata temen kantor lain lagi. Kata dia alhamdullillah mbak kita itu hanya ngetik-ngetik surat aja nominal gaji bisa segitu (tak perlu kusebutkan nominalnya berapa ya), meskipun ngetik-negtik suratnya juga dengan konsep siih, cuman dibanding dengan swasta waah diperas habis tenaga kita mbak. katanya begitu.
Yah, di tengah-tengah capenya diri sebagai ibu bekerja yang juga memiliki dua anak yang beranjak besar (Azkiya sudah 3 tahun, sedangkan Umar sudah 5 tahun) dengan suami memang pada akhirnya aku memiliki pikiran bercabang. Di satu sisi ingin sukses di karir namun di sisi lain ingin melihat anak-anak juga tumbuh dengan sebaik-baiknya sesuai fitrah mereka. Aku sedang merancang dan akan terus merancang seperti apa konsep terbaik untuk menghasilkan yang terbaik bagi anak-anak. Melelahkan memang.
Untuk itu aku tak mau mengeluh lagi jika "kok aku jarang dikasi tugas ke luar kota dengan uang dinas yang lumayan banget untuk nambah-nambah keuangan keluarga" atau kok aku ga dikasi tugas lebih sih di kantor, perasaan si anu dan si anu terus yang dapet". Kupikir seharusnya aku harus berpikir bahwa "memang sudah porsinya kali, semua itu pasti yang terbaik untuk kamu". Kalo aku sering keluar kota tentunya sering meninggalkan anak-anak, kalo aku banyak dikasih tambahan kerjaan tentunya beban pikiran ku akan menjadi lebih besar dan itu artinya porsi anak-anakku dan suamiku akan berkurang. Dimana suamiku akan suka jika aku menemaninya main internet malam-malam, mijitin dia sambil cerita-cerita. Begitupun anak-anakku akan suka jika aku membacakan cerita bagi mereka sebelum tidur atau main-main dengan mereka, mendengarkan cerita keseharian mereka dll.
Belum lagi aku jadi tak bisa belajar masak ama mbak moh (pengasuh anakku), aku suka belajar masak ama mbak moh yang kupikir meskipun aku sedikit-sedikit juga bisa masak tapi kan masih lebih yummy masakannya mbak moh (jujur banget yaaa?) jadi waktuku untuk belajar masak akan berkurang, belum lagi waktuku untuk mendengarkan curhatnya mbak moh akan berkurang jika aku banyak berada di luar rumah. Gini-gini aku sering dicurhati ama si mbak moh, aku menganggap dia seperti saudara, wong aku cium tangan ama dia kalo misal dia baru pulang kampung, dsb.
Yaah,,,"nikmat Allah yang mana lagi yang kau dustakan" (QS. Ar Rahman).
Jangan mengeluh dan berbahagialah akan dirimu saat ini. Hah..lega aku menulis membuatku lega...terimakasih ya teman sudah baca tulisanku.
Wassalam.
Pu
Senin, 09 Juli 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Other Post
- Nikmat Allah Yang Mana Lagi Yang Kau Dustakan
- Read Aloud Challange untuk Gen Alpha
- Gunung Gamalama Ternate Meletus Vs. Teman Seperjuangan di Ternate
- (Bukan) Oh Mama Oh Papa
- Agar Tak Ada Lagi Kesendirian Di Dunia Ini
- Jilbab Putihku...
- The Fiction : No Heart (@break)
- Kegemaran Baru bikin Hampers Box Mukena Royale Premium
- Hujan-Hujanan, Ga Papa Kok, Asalkan....
- Cool and Smart = Konsisten
20 komentar:
sama mbak, ternyata bukan aku saja ya yang merasakan itu.. insya allah dengan lebih bersyukur jadi lebih baik ya.. amin....
aku juga suka mengeluh kadang2 kok:) tapi kalau dipikir2 benar juga ya kita harus banyak bersyukur
iya Pu:-)
Dengan bersyukur kita bahagia. Bukan karena bahagia baru bersyukur :-)
Apaaaa khabar...
Semoga saya bisa mengurangi kebiasaan mengeluh yang selalu saya lakukan hampir setiap saat
yuk ah sy juga mau ngurangin mengeluh.. banyakin bersyukur aja :)
Salam kenal. Hidup menjadi lebih indah jika kita selalu bersyukur
lupakan mengeluh dan selalu berusaha :)
dekatlah dengan Tuhamu agar kamu lebih bersyukur :D
Suamimu bener sekali.
Bersyukur jauh lebih nikmat. Kalau di swasta emang diperas habisa-habisan mbak. Makanya banyak yang ingin jadi pegawai negeri. Terus seseorang yang dinas keluar kota belum tentu perasaannya seneng lho mbak. karena akan lebih sering meninggalkan keluarga.
MEngeluh itu wajar di alami oleh Emak2, asalkan jangan berlebihan, apalgi posisi Pu sebagai wanita karier, Salut banget bisa membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan..
Semangat Pu..
Hai2 kabarku baiik..
PA kabarnya Pu..
SAlam buat Umar dan Azkiya ya
semangat mbak pu...
mengeluh emang ga akan pernah lepas dari diri pribadi yang memiliki banyak kekurangan..
hanya sekarang waktunya untuk meminimalisir mengeluh dan memperbanyak bersyukur kali ya..
yang penting sih berusaha mengerjakan sesuatu dengan cinta. seberat ataupun seringan apapun pekerjaan kita, kalo kita melakukannya dengan cinta, insya allah kita akan bersuka cita.
masalah yang kemudian timbul, apakah kita sudah melibatkan cinta dalam melakukan pekerjaan sehari-hari? wekekekek
@Nia Anggaah cinta,,bener juga kamu ni...yg penting melibatkan cinta dalam kehidupan kita sehari-hari aja ya...
kadang aku suka melupakan itu, tq ya sis sudah diingatkan..
@Nchie Haniealhamd baik chi, yah terkadang ada saat aku mengeluh chi,,hrs perbanyak semangat nih..
bener bgt mi, kadang kita meributkan hal2 yg sebenernya remeh temeh, tanpa melihat hal2 besarnya yg luar biasa bgt dari-Nya... bersyukurlah mi msh diberikan ijin berkarir dikantor, ketimbang aku yg sdh dirumahkan oleh ayahnya shishil, hehehe...
Emang susah, Pu. Tapi bukan berarti nggak bisa. Smangat \^O^/
iya manusaia tak luput dari mengeluh.
entahlah saya pun tidak memungkirinya..
tetaplah bersyukur :)
tersentil hiks...
memang kalau gak bersyukur semuanya serba kurang ya mbak pu
padahal kalau melihat ke 'bawah' banyak yg kekurangan
tapi sesekali juga perlu melihat ke 'atas' u/ membangkitkan semangat meraih mimpi
berbagi kata kata motivasi gan
Orang yang berpikiran negatif selalu melihat kesulitan dalam setiap kesempatan, Sedangkan orang sukses selalu mencari kesempatan dalam setiap kesulitan.
salam kenal, sukses selalu dan ku tunggu kunjungan baliknya ya :D
tetap semangat ya mbak :)
hahah jadi pendengar yang baik ya buat curhatannya.
Posting Komentar