# Apakah salah seorang perempuan jika ia memiliki hati nurani yang tulus mencintai, rela berkorban, tak berharap apapun untuk dirinya?
# Mengapa selalu ada pemanfaatan dari pihak lelaki jika si perempuan merupakan perempuan yang tegar?
# Tak adakah rasa pemahaman jika perempuan itu tegar bukan berarti selamanya ia harus tegar?
# Karena perlindungan dan keamanan adalah kekuatan yang akan mengisi hatinya.
# Karena perhatian dan kebijaksanaan seorang lelaki adalah kepercayaan yang tinggi baginya.
# Karena dibalik butir tangis seorang perempuan ada butiran baja disana.
Terus terang kalimat demi
kalimat di atas adalah bentuk kekesalan saya dengan seorang lelaki yang menjadi
suami seorang perempuan. Sebel banget. Bukannya sayamau bongkar kejelekan orang
lain tapi ini jadi bahan pelajaran buat rekan-rekan sekalian.
Tentang Si Perempuan Dan
Si Lelaki
Sepanjang yang saya tahu si
perempuan seorang janda, sudah lama menjandanya. Sejak anak nomor 1 kelas 4 SD,
sekarang si anak nomor 1 sudah berumur 18 tahun. Sebagai seorang yang baik
tentu saja ketika diajak menikah oleh si lelaki, dia mengiyakan. Saya tahu,
beban hidup telah menempanya sekian tahun sehingga ketika diajak menikah oleh
si lelaki, ia pun mengiyakan. Si perempuan berpandangan dia lelaki yang baik.
Si lelaki memang punya istri tapi dari pandangan si perempuan hubungan si
lelaki dengan istrinya sudah diujung tanduk. Si lelaki juga baik banget. Pernah
memberikan ikan mas yang gedeeee banget, sering memberikan mangga. Semua tentu
saja untuk si perempuan. Sayapikir, yah sudah jodoh, mau kemana juga pasti
ketemu.
Walhasil, menikahlah mereka. Sayaberharap dengan menikah maka si perempuan akan
bahagia. Wong pernikahan itu adalah salah satu kunci kebahagiaan yang
dibuktikan dengan pernikahan yang sakinah, mawadah, wa rohmah.
Belum Serumah
Tapi apa daya pernikahan itu
tergolong pernikahan yang bisa dibilang hanya indah sesaat. Karena mereka masih
tinggal di tempat yang berlainan. Ga bisa bercengkerama setiap hari. Saya udah
nyaranin untuk keduanya agar ngontrak rumah aja. Tapi ga dilakuan dengan alasan
pekerjaan, tapi saya tahu itu hanya alasan si lelaki.
Sebagai perempuan, si
perempuan tentu butuh kasih sayang dong. Tapi apa daya, ternyata si lelaki
adalah tipe lelaki yang egosentris banget. Dia tetap ga mau untuk mengontrak
rumah. Dan si perempuan tetap bersikeras dalam sms sms ke si lelaki kalau dia
butuh perhatian, kasih sayang, butuh ditemani jika periksa kandungan (ya si
perempuan sedang mengandung anak si lelaki).
Janji-janji manis sebelum mereka menikah memang indah. Kata si lelaki,
"istri saya sudah tak mengharapkan saya lagi, hanya mengharapkan uang saya
saja". Si istri memang jauh di Jawa. Si lelaki juga tipe yang berkata
manis tak hanya ke si perempuan tapi juga ke keluarga besar si perempuan.
Keluarga besar jadi percaya kalo si lelaki adalah suami baik-baik. Tapi begitu
tahu kalo si perempuan tak diperhatikan keluarga besar juga pasti akan sebal.
Namun semua mampu ditutupi oleh si perempuan.
Nafkah???
Si lelaki juga baru memberi
150 ribu selama menjadi suami si perempuan yang notabene sudah berjalan 4
bulan. Bukan masalahin jumlah uang tapi ini masalah tanggung jawab. Uang dengan
jumlah segitu diberikan bukan karena ga punya uang, wong hp yang dia pakai ada
3 dengan 1 buah Blackberry dan semua diisi pulsa. Kalo gitu punya uang doong,
cuma dipakai untuk kesenangan sendiri. Sudah risiko dong, punya istri 2 maka
nafkah yang diberikan juga akan lebih banyak. Kenapa sih HP harus 3 ?? wong saya
aja cuma pake 1 hp doang cukup kok. Biaya untuk hp yang ternyata sering dipake
BBM an dengan gadis-gadis kan seharusnya bisa dialihkan untuk menafkahi istri.
Alasannya klise, membantu mencarikan pekerjaan bagi gadis-gadis itu. Si
lelaki memang seringkali menjadi penyalur pengasuh anak.
Yang bikin sayatambah sebel, si perempuan itu sebenarnya punya keinginan yang
sudah lama ingin diwujudkan yaitu membangun rumah sederhana di kampung. Saat
ini sudah berdiri bata, belum di cat. Tapi dengan adanya kejadian dia menikah
dengan orang tak bertanggungjawab saya khawatir dia akan sulit mewujudkan
impian dalam waktu dekat. Belum lagi si perempuan masih punya anak yang sekolah
SD. Tentu biaya yang dibutuhkan tambah banyak. Ya anak yang masih di kandungan,
ya anak yang sudah SD. Anaknya yang pertama yang sudah 18 tahun tidak menjadi
persoalan karena sudah bekerja. Namun sayatetap yakin rejeki akan mengalir
untuk mereka.
Pernikahan Masih
Dirahasiakan
Satu lagi yang bikin mangkel,
yaitu si lelaki masih merahasiakan pernikahannya. Ke semua orang. Bahkan si
perempuan diminta juga untuk diam. Alasannya mungkin ga mau namanya tercemar
karena beristri dua atau bisa jadi karena ga mau bertanggungjawab ke si
perempuan. Saya udah menduga hal itu, wong si perempuan masih di sebelah rumah
aja dia ga perhatian dan tanggung jawab. Kalau si perempuan sudah pulang
kampung untuk melahirkan kemungkinan besar akan semakin tak bertanggung jawab.
Si perempuan tak tinggal diam
dan ga mau nurut aja untuk merahasiakan pernikahannya dengan si lelaki. Ia
memberitahukan tentang itu ke banyak orang. Ini juga untuk nama baik si
perempuan kan, karena si perempuan dan si lelaki terkadang masih suka ngobrol
bareng untuk membahas persoalan mereka. Kalau tidak jujur bisa-bisa malahan
namanya jelek, kok hamil ga ada suami di dekatnya.
Bos si Lelaki Akhirnya
Tahu
Selama ini si lelaki memberi
alasan ingin merahasiakan pernikahan mereka karena khawatir bos nya akan
marah. Tapi ternyata alasan itu terbantahkan karena ketika si bos akhirnya
tahu dari orang lain tanggapan si bos ok aja. Jadi
kalo begitu, anggapan si lelaki selama ini salah.
Si lelaki malah marah besar
ke si perempuan karena telah berani membongkar rahasia. Ancamannya adalah dia
akan kabur dan semakin tak mau bertanggungjawab. Dia mengganggap si perempuan
sudah menghancurkan harta dan anaknya. Tapi si perempuan tak gentar dengan
ancaman itu. Toh selama ini dia tak mengharapkan harta bahkan baru dikasi 150
ribu. Apanya yang menghancurkan harta. Kalau dengan anaknya si lelaki bahkan si
perempuan yang selalu mengingatkan si lelaki untuk selalu mengirimkan perhatian
dan uang ke si anak dan istri di Jawa.
Ketegaran Si perempuan
Si perempuan sudah tegar
dengan apapun kejadian yang akan menimpa di depan. Dia hanya yakin Allah akan
menolong hamba Nya. Dia tak pernah lupa sholat dhuha, sholat malam, dan membaca
Al Quran. Dia hanya ingin jabang bayi sehat, kuat, dan dia pun sehat dan kuat
dengan semua ini.
Intinya mah sayacuma mo
bilang, di tengah-tengah keberadaan suami yang oye oye gitu tetap saja si
perempuan bekerja dengan baik, bahkan di saat hamil saat ini. Hal tersebut tentu membuat hati saya bertambah panas.
Ketegaran si perempuan dimanfaatkan. Biar bagaimanapun si perempuan wanita,
sudah sayaanggap saudara, dia hebat dalam mengasuh anak-anak gue, dan dia saat
ini mengandung anak si lelaki. Jadi apapun yang dirasakan si perempuan, sayaakan
merasakan.
Beberapa bulan
lagi si perempuan akan cuti dari pekerjaan hingga anak di kandungan bisa
ditinggal. Tapi dengan ketiadaan perhatian dan tanggung jawab materil dan moril
dari si lelaki, rasa-rasanya ingin kutinju saja wajah si lelaki.
Pfuuuhhh...
Wassalam
Untuk #Lampu Bohlam
Baca juga daftar isi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Other Post
- Nikmat Allah Yang Mana Lagi Yang Kau Dustakan
- Read Aloud Challange untuk Gen Alpha
- Ayam Tuturuga Manado
- Beberes Barang
- Bismillah, Mulai Lagi Ah.
- (Bukan) Oh Mama Oh Papa
- Foto-Foto Bareng Dosen dan Teman-Teman Magister Hukum Kenegaraan UI
- Pemeriksaan Setempat
- Ternyata Cinta....
- Endorsement for Abi Sabila
3 komentar:
turut prihatin mbak :(
Ya allah begitu dalem kata2nya.. :(
@Latreemakasi ya...mb latree
Posting Komentar