Senin, 29 April 2013

#9Lampu Bohlam - Apakah Salah Seorang Perempuan?

# Apakah salah seorang perempuan jika ia memiliki hati nurani yang tulus mencintai, rela berkorban, tak berharap apapun untuk dirinya?
# Mengapa selalu ada pemanfaatan dari pihak lelaki jika si perempuan merupakan perempuan yang tegar?
# Tak adakah rasa pemahaman jika perempuan itu tegar bukan berarti selamanya ia harus tegar?

# Karena perlindungan dan keamanan adalah kekuatan yang akan mengisi hatinya.
# Karena perhatian dan kebijaksanaan seorang lelaki adalah kepercayaan yang tinggi baginya.
# Karena dibalik butir tangis seorang perempuan ada butiran baja disana.



Terus terang kalimat demi kalimat di atas adalah bentuk kekesalan saya dengan seorang lelaki yang menjadi suami seorang perempuan. Sebel banget. Bukannya sayamau bongkar kejelekan orang lain tapi ini jadi bahan pelajaran buat rekan-rekan sekalian.

Tentang Si Perempuan Dan Si Lelaki
Sepanjang yang saya tahu si perempuan seorang janda, sudah lama menjandanya. Sejak anak nomor 1 kelas 4 SD, sekarang si anak nomor 1 sudah berumur 18 tahun. Sebagai seorang yang baik tentu saja ketika diajak menikah oleh si lelaki, dia mengiyakan. Saya tahu, beban hidup telah menempanya sekian tahun sehingga ketika diajak menikah oleh si lelaki, ia pun mengiyakan. Si perempuan berpandangan dia lelaki yang baik. Si lelaki memang punya istri tapi dari pandangan si perempuan hubungan si lelaki dengan istrinya sudah diujung tanduk. Si lelaki juga baik banget. Pernah memberikan ikan mas yang gedeeee banget, sering memberikan mangga. Semua tentu saja untuk si perempuan. Sayapikir, yah sudah jodoh, mau kemana juga pasti ketemu.

Walhasil, menikahlah mereka. Sayaberharap dengan menikah maka si perempuan akan bahagia. Wong pernikahan itu adalah salah satu kunci kebahagiaan yang dibuktikan dengan pernikahan yang sakinah, mawadah, wa rohmah.


Belum Serumah
Tapi apa daya pernikahan itu tergolong pernikahan yang bisa dibilang hanya indah sesaat. Karena mereka masih tinggal di tempat yang berlainan. Ga bisa bercengkerama setiap hari. Saya udah nyaranin untuk keduanya agar ngontrak rumah aja. Tapi ga dilakuan dengan alasan pekerjaan, tapi saya tahu itu hanya alasan si lelaki. 

Sebagai perempuan, si perempuan tentu butuh kasih sayang dong. Tapi apa daya, ternyata si lelaki adalah tipe lelaki yang egosentris banget. Dia tetap ga mau untuk mengontrak rumah. Dan si perempuan tetap bersikeras dalam sms sms ke si lelaki kalau dia butuh perhatian, kasih sayang, butuh ditemani jika periksa kandungan (ya si perempuan sedang mengandung anak si lelaki). 

Janji-janji manis sebelum mereka menikah memang indah. Kata si lelaki, "istri saya sudah tak mengharapkan saya lagi, hanya mengharapkan uang saya saja". Si istri memang jauh di Jawa. Si lelaki juga tipe yang berkata manis tak hanya ke si perempuan tapi juga ke keluarga besar si perempuan. Keluarga besar jadi percaya kalo si lelaki adalah suami baik-baik. Tapi begitu tahu kalo si perempuan tak diperhatikan keluarga besar juga pasti akan sebal. Namun semua mampu ditutupi oleh si perempuan.


Nafkah???

Si lelaki juga baru memberi 150 ribu selama menjadi suami si perempuan yang notabene sudah berjalan 4 bulan. Bukan masalahin jumlah uang tapi ini masalah tanggung jawab. Uang dengan jumlah segitu diberikan bukan karena ga punya uang, wong hp yang dia pakai ada 3 dengan 1 buah Blackberry dan semua diisi pulsa. Kalo gitu punya uang doong, cuma dipakai untuk kesenangan sendiri. Sudah risiko dong, punya istri 2 maka nafkah yang diberikan juga akan lebih banyak. Kenapa sih HP harus 3 ?? wong saya aja cuma pake 1 hp doang cukup kok. Biaya untuk hp yang ternyata sering dipake BBM an dengan gadis-gadis kan seharusnya bisa dialihkan untuk menafkahi istri. Alasannya  klise, membantu mencarikan pekerjaan bagi gadis-gadis itu. Si lelaki memang seringkali menjadi penyalur pengasuh anak.

Yang bikin sayatambah sebel, si perempuan itu sebenarnya punya keinginan yang sudah lama ingin diwujudkan yaitu membangun rumah sederhana di kampung. Saat ini sudah berdiri bata, belum di cat. Tapi dengan adanya kejadian dia menikah dengan orang tak bertanggungjawab saya khawatir dia akan sulit mewujudkan impian dalam waktu dekat. Belum lagi si perempuan masih punya anak yang sekolah SD. Tentu biaya yang dibutuhkan tambah banyak. Ya anak yang masih di kandungan, ya anak yang sudah SD. Anaknya yang pertama yang sudah 18 tahun tidak menjadi persoalan karena sudah bekerja. Namun sayatetap yakin rejeki akan mengalir untuk mereka.


Pernikahan Masih Dirahasiakan
Satu lagi yang bikin mangkel, yaitu si lelaki masih merahasiakan pernikahannya. Ke semua orang. Bahkan si perempuan diminta juga untuk diam. Alasannya mungkin ga mau namanya tercemar karena beristri dua atau bisa jadi karena ga mau bertanggungjawab ke si perempuan. Saya udah menduga hal itu, wong si perempuan masih di sebelah rumah aja dia ga perhatian dan tanggung jawab. Kalau si perempuan sudah pulang kampung untuk melahirkan kemungkinan besar akan semakin tak bertanggung jawab. 

Si perempuan tak tinggal diam dan ga mau nurut aja untuk merahasiakan pernikahannya dengan si lelaki. Ia memberitahukan tentang itu ke banyak orang. Ini juga untuk nama baik si perempuan kan, karena si perempuan dan si lelaki terkadang masih suka ngobrol bareng untuk membahas persoalan mereka. Kalau tidak jujur bisa-bisa malahan namanya jelek, kok hamil ga ada suami di dekatnya.

Bos si Lelaki Akhirnya Tahu
Selama ini si lelaki memberi alasan ingin merahasiakan pernikahan mereka karena khawatir bos nya akan marah. Tapi ternyata alasan itu terbantahkan karena ketika si bos akhirnya tahu dari orang lain tanggapan si bos ok aja. Jadi kalo begitu, anggapan si lelaki selama ini salah. 

Si lelaki malah marah besar ke si perempuan karena telah berani membongkar rahasia. Ancamannya adalah dia akan kabur dan semakin tak mau bertanggungjawab. Dia mengganggap si perempuan sudah menghancurkan harta dan anaknya. Tapi si perempuan tak gentar dengan ancaman itu. Toh selama ini dia tak mengharapkan harta bahkan baru dikasi 150 ribu. Apanya yang menghancurkan harta. Kalau dengan anaknya si lelaki bahkan si perempuan yang selalu mengingatkan si lelaki untuk selalu mengirimkan perhatian dan uang ke si anak dan istri di Jawa.

Ketegaran Si perempuan
Si perempuan sudah tegar dengan apapun kejadian yang akan menimpa di depan. Dia hanya yakin Allah akan menolong hamba Nya. Dia tak pernah lupa sholat dhuha, sholat malam, dan membaca Al Quran. Dia hanya ingin jabang bayi sehat, kuat, dan dia pun sehat dan kuat dengan semua ini. 

Intinya mah sayacuma mo bilang, di tengah-tengah keberadaan suami yang oye oye gitu tetap saja si perempuan bekerja dengan baik, bahkan di saat hamil saat ini. Hal tersebut tentu membuat hati saya bertambah panas. Ketegaran si perempuan dimanfaatkan. Biar bagaimanapun si perempuan wanita, sudah sayaanggap saudara, dia hebat dalam mengasuh anak-anak gue, dan dia saat ini mengandung anak si lelaki. Jadi apapun yang dirasakan si perempuan, sayaakan merasakan.

Beberapa bulan lagi si perempuan akan cuti dari pekerjaan hingga anak di kandungan bisa ditinggal. Tapi dengan ketiadaan perhatian dan tanggung jawab materil dan moril dari si lelaki, rasa-rasanya ingin kutinju saja wajah si lelaki. 

Pfuuuhhh...

Wassalam

 

Untuk #Lampu Bohlam

Baca juga daftar isi

3 komentar:

Latree mengatakan...

turut prihatin mbak :(

Planet pengetahuan mengatakan...

Ya allah begitu dalem kata2nya.. :(

puteriamirillis mengatakan...

@Latreemakasi ya...mb latree